Biopori, Cara Mudah Olah Sampah Dapur

Lubang Biopori untuk Sampah Dapur


Selama ini, aku mengira sampah organik tidak masalah jika dibuang begitu saja, toh mereka mudah terurai. Sampai aku mengenal biopori sebagai salah satu cara mudah mengolah sampah organik dari sampah dapur alias sisa bahan makanan.

Kan sampah bahan masakan tentu semuanya organik, kecuali sampah kemasan sisa bumbu instan tentunya. Ada kulit bawang, kulit wortel kentang, sisa batang sayuran yang tidak dimasak, cangkang telur, ya aku buang dengan santai saja di tempat sampah yang kemudian dibuang ke TPA sampah. Selama ini sih aku sudah menerapkan pola pilah sampah. Sebagian aku salurkan ke bank sampah terdekat agar bisa diolah kembali, sisanya yang organik ya dibuang biasa ke TPA. No worries..


      Haduhh ngomongin olahan sampah ini ruwet ya, ribet pokoknya, padahal tinggal buang saja, begitu mungkin pikir sebagian orang. Entah mungkin akunya yang gabut, tapi kalau dibilang tidak sibuk ya enggak juga, kegiatanku lumayan banyak juga sehari-hari. Cuma memang dari dulu aku interest banget akan hal-hal yang berkaitan dengan kelestarian alam, penghijauan, perubahan iklim dan semacam itu.

     Dan ketertarikan ini makin tersalurkan sejak aku gabung di komunitas Eco Blogger Squad (EBS) yaitu komunitas yang memang concern sama isu-isu lingkungan. Perubahan iklim, pelestarian hutan, global warming, dan semacam itu sudah jadi obrolan rutin aku dan teman-teman sejak tahun 2021, tahun pertama aku gabung di EBS hingga saat ini, wohooo.. Bangga aku bisa gabung disana, hehehe.


Lubang Biopori, alternatif pembuangan Sampah Organik

Kembali ke laptop, apa itu Biopori? Sebagian besar orang sudah tau soal ini, tapi kalaupun belum, it's okay.. Akan aku ulas sedikit soal ini. 

Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr.(Wikipedia)

Entah dulu bagaimana ceritanya aku kenal biopori, mungkin ini yang namanya hidayah (halah..) Yang datang tak terduga darimana. Jadi kalau kalian kenal kompos, yaitu sampah yang diolah jadi pupuk, ini sedikit mirip, hanya beda konsep sedikit. Bahannya sama, dari sampah organik, tapi bukan sisa masakan ya, melainkan sisa dari bahan mentah dan sama-sama bisa menyuburkan tanaman.

    Cuma yang ini tersembunyi, di dalam tanah, selain untuk membuang/mengubur sampah ke dalam tanah, konsep biopori adalah memberi makan cacing-cacing karena itulah area di sekitar lubang biopori selalu subur. Nah lubang inipula yang jadi alternatif resapan air sehingga banyak orang sekarang menggunakan metode ini untuk mengurangi potensi banjir selain melalui pembuangan air selokan. Keren kan... 


Manfaat lubang biopori (source: Salam Organis)
Yang di tengah itu adalah gambar bor tanah


    Dilansir dari Bandung.go.id, Pemkot Kota Bandung yang terkenal sering banjir, ajak warganya untuk ramai-ramai membuat lubang biopori ini untuk mendukung upaya pemkot yang juga banyak membangun resapan air. Jumlah resapan air berupa sumur imbuhan dangkal yang dibuat pemkot mencapai 5000 unit. Jadi masyarakat dan pemkot bersinergi untuk mencegah banjir. Itulah kenapa lubang biopori ini tak sekedar tempat penyaluran sampah dapur semata, tapi lebih dari itu. 


    Untuk lebih lengkapnya mungkin bisa hunting sendiri di google tentang fungsinya. Intinya sih aku bahagia bisa mengurangi sedikit sampah sisa bahan masakanku, untuk bisa kuolah menyuburkan tanaman di halamanku yang secuil ini. Setidaknya area hijau di rumahku terawat baik dan ada lubang resapannya. Karena itulah aku menolak keras ketika suamiku mau ngecor halaman kami yang sisa secuil itu. Tentu tidak boleh, Ferguso...


Area Lubang Biopori jadi subur
(Dok. Pribadi)


Konsepnya sederhana ya, sampah yang kita buat ke lubang di makan cacing, kotoran cacing membuat tanah menjadi subur dan gembur. Tanah yang subur dan gembur, memudahkan air untuk meresap. Sesederhana itu kan, mirip seperti pembuatan kompos ya, memanfaatkan pembusukan sampah untuk menyuburkan tanah.

Bagaimana cara membuat lubang Biopori?


Kalau secara teori yang benar adalah dengan mengebor tanah, memasukkan pipa yang sudah di lubang-lubangi, lalu diberi tutup pipa. Udah deh tinggal isi sampahnya. Namun karena aku tidak punya bor tanah, aku hanya bisa menggali tidak terlalu dalam, akupun tidak memiliki pipa, aku menggantinya dengan botol minuman soda kemasan 1.5 liter yang kubuang moncong dan bagian bawahnya. Sama kok kurang lebih seperti diameter pipa. 


Tutup lubang biopori dari tutup pipa
(Dok. Pribadi)


     Yang penting lubangnya bisa untuk jadi biopori, cara yang cukup mudah kan untuk olah sampah Sisa Bahan Memasak. Meskipun rumahku bukan kategori yang rawan banjir, tapi menurutku bisa dijadikan sebagai fungsi lain yaitu menyuburkan area di sekitar lubang tersebut sehingga tanaman-tanamanku di halaman bisa lebih subur. Karena lama-lama sampah yang aku tanam tadi berubah jadi tanah subur kan.

   Gimana kalau lubangnya penuh? Iya ada kalanya penuh, tapi bisa digencet-gencet kok sampahnya sampe bener-bener padat. Kalau skala rumah tangga dengan 2-3 anak sepertinya 1-2 buang lubang biopori di halaman sudah cukup membantu menyalurkan hasil sampah dapurnya.


Challenge Team Up For Impact (TUFI)

Teamupforimpact.org


Perbuatan kecil berdampak besar untuk bumi, itulah TUFI, silakan klik https://teamupforimpact.org untuk mengikuti challenge didalamnya. Dimana dari poin yang kita kumpulkan akan mendapatkan hadiah pohon. Iya betul, nanti pohon akan benar-bemar ditanam atas namamu di hutan-hutan yang telah ditentukan oleh tim TUFI. Keren kan... Aku pernah menulis juga tentang TUFI ini ketika aku ikut tantangan menghemat listrik selama 2 jam, monggo di klik kalo tertarik.

Nah, begitu juga dengan lubang biopori ini. Ini adalah upaya aku untuk ikutan challenge di TUFI dengan menggabungkan 2 kegiatan sekaligus yaitu di bagian makanan dan aktivisme. 

Lubang biopori yang ditulis di blog ini mengikuti tantangan di hari
  1. Kamis : Rencanakan Sampah Masakanmu
  2. Sabtu : Belajar Kompos
  3. Senin : Share konten tentang lingkungan
Wah, lumayan banget kan berapa poin yang aku dapat untuk bisa ditanamkan pohon oleh tim TUFI. Tak lupa juga saya ikut challenge of the day yaitu tidak membeli makanan/minuman dalam kemasan. Hari ini saya akan memasak sendiri takjil dan menu berbuka puasa. Wihiyyy... Nambah lagi kan poin yang aku dapat. Alhamdulillah pekan lalu aku berhasil menyelesaikan misi dan sudah dapat pohon dari TUFI.


Dapat bibit pohon dari Teamupforimpact.org


    Seneng kan kegiatan sederhana berdampak bagi lingkungan. Dampaknya besar apa kecil? Ya tergantung kita semua. Jika dilakukan sama-sama ya besar dampaknya. Masa enggak mau ikutan. Yuk langsung ke website TUFI ya...


By the way, terimakasih sudah membaca tulisan ini sampai akhir. Aku seneng bisa berbagi betapa senengnya aku bisa setor sampah ke lubang biopori yang aku punya. Aku senang kalo makin banyak yang tau gimana cara mudah olah sampah dapur. Semoga kalian juga tertarik untuk membuatnya ya dan tertarik juga ikutan aksi-aksi menjaga bumi dalam tantangan TUFI lainnya biar ditanamin pohon di hutan atas. nama kalian. Apalagi sebentar lagi hari bumi ya, diperingati setiap 22 April setiap tahunnya, pas banget untuk menunjukkan kecintaan kita ke bumi.

25 comments

  1. Wah saya dulu pernah kepingin bikin lubang biopori tapi langsung mundur karena malas menggali jauh dan cari pipa. Ga kepikiran kalo bisa pakai botol dan tak perlu menggali terlalu dalam yak, *tepokjidat*. Terima kasih buat informasi dan solusinya Mbak Ruli

    ReplyDelete
  2. Kalau saya ga punya pekarangan agak susah juga ya buat biopori. Padahal pengen banget apalagi tinggal di. Kota besar dimana pencemaran lingkungan pastinya cukup besar

    ReplyDelete
  3. Wah ini bisa aku praktikkan sih selain komposter di rumah. Biar gak kelihatan sampah di permukaan sehingga lingkungan tetap bersih...

    ReplyDelete
  4. Mba, aq mau buat lubang biopori belum kesampaian juga. Kedalaman ada minimalnya ga sih 1 meter gitu misalnya? So far aq br ngompos aja pake komposter kantong, komposter gerabah dan tong

    ReplyDelete
  5. Aku belum pernah ngolah sampah dapur. Biopori cocok ya kalau daerah rumahnya gak terlalu banyak tanah buat serapan. Lumayan juga buat bantu bumi kita

    ReplyDelete
  6. Ternyata banyak banget ya manfaatnya lubang biopori, kirain itu cuma buat media penyerapan air ketika musim hujan

    ReplyDelete
  7. Salah satu cara untuk membantu bumi bisa bertahan dan bisa dilakukan dengan mudah oleh keluarga dimana mana. Ini bisa jadi solusi untuk perumahan juga nih

    ReplyDelete
  8. yg dilakukan ibu2 yg ada d RT kami jg kyk gini mbaa

    hamdalah bs ambil peran utk lestarikan bumi yhaa

    ReplyDelete
  9. Bener deh ya sampah dapur tuh kadang gak disadari juga banyak deh, aku gak kepikiran bikin biopori gini. Coba ah cek-cek lagi cara bikinnya, biar pak suami yang eksekusi di rumah. Heheheee

    ReplyDelete
  10. aku juga tidak punya pekarangan, jadi bingung juga untuk memanfaatkan limbah sampah, apalagi untuk bikin lubang biopori.

    ReplyDelete
  11. Molly juga mau gabung di eco blogger squad. banyak ilmu dan wawasan tentang lingkungan. hikz, cara dan tipsnya gimana ya mbak?

    ReplyDelete
  12. keren sekali konsep biopori yang juga memberi makan cacing-cacing makanya area di sekitar lubang biopori selalu subur. Lubang ini juga menjadi alternatif resapan air ya, mantul.

    ReplyDelete
  13. Postingan ini sangat menginspirasi, khususnya buat ibuk². Aku jadi pingin bikin juga, Mbak. Buat sampah² yang seperti kulit wortel dll. Makasih yaaa.

    ReplyDelete
  14. Wah iya juga ya mak, berarti sisa sampah makanan bisa dibuang di lubang biopori aja yaaaa.. Jadi terinspirasi nih pengen bikin lubang biopori di rumah. makasi banyak share infonya ya maaaak

    ReplyDelete
  15. Semoga banyak yang menirunya, kalau aku sedih ga punya halaman full bangunan dan keramik...sedih jd prngen bongkar sedikit memyisakan halaman yg terang.

    ReplyDelete
  16. Ah iya, aku tuh juga pengen banget punya lubang biopori di rumah
    Biar makin mudah olah sampah dapur
    Selama ini aku olah sampah dapur pakai takakura dan felita

    ReplyDelete
  17. Ah iya, aku tuh juga pengen banget punya lubang biopori di rumah
    Biar makin mudah olah sampah dapur
    Selama ini aku olah sampah dapur pakai takakura dan felita

    ReplyDelete
  18. Aku pengin buat biofori tapi belum kesampaian hingga saat ini. Padahal dampak kecil ini akan berpengaruh terhadap upaya dalam melestarikan lingkungan. Karena, sampah salah satu penyumbang terjadinya Perubahan Iklim dan permasalahan lingkungan lainnya.

    ReplyDelete
  19. Kalau banyak gini yg buat lubang biopori sampah sayuran akan berkurang ya mba...banyak manfaat sebenarnya kalau kita aware dan sedikit mau mencoba mengurangi sampah apalg bisa buat tanaman subur

    ReplyDelete
  20. Senangnya..
    Dengan berkenalan dan ikut aktif di team up for impact, setiap hari selalu ada aktivitas positif mengenai kebiasaan baik yang bisa dilakukan untuk bikin lingkungan lebih baik. Membuat lubang Biopori ini memiliki efek jangka panjang yah.. Jadi semangat ikutan cara kak Ruli tuk kelola sampah organik melalui lubang biopori.

    ReplyDelete
  21. Biopori dulu terakhir belajar di sekolah
    Sekarang butuh googling lagi bair tahu
    Untungnya ada yang bisa mengajarkannga sekarang juga

    ReplyDelete
  22. Enak ya kalau di rumah ada area tanah begini, jadi bisa bikin lubang biopori. Masalah sampah ini bener2 jadi PR banget buatku yang lingkungannya full beton. Sementara belajar pakai takakura, tapi juga masih belum oke krn kadang2 busuk.

    ReplyDelete
  23. Dari kapan hari udah pengen eksekusi biopori, tapi ketunda terus.. Huhuhu mungkin niatnya harus diteguhkan dulu biar segera terlaksana

    ReplyDelete
  24. Kalau biopori aku belum pernah bikin mbak karena terbatasnya lahan. Selama ini pernah bikin komposter sederhana. Kalau rumah punya lahan luas, enak banget bisa bikin biopori

    ReplyDelete
  25. Barokallah mba Ruli jadi salah satu langkah jaga bumi ya dengan sistem ini. Jadi pengen coba juga

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu membaca tulisan saya, Semoga bermanfaat. Ambil baiknya tinggalkan buruknya. Silakan tinggalkan komen yang santun ya tapi jangan tinggalin link hidup dan jangan berkomentar anonim ya. Apalah arti tulisan saya tanpa kehadiran kalian..