Menjadi Orang Tua Digital Penghasil Konten Edukasi

Orang tua di Era Digital Internet (pixabay)


    Di tahun berapa kalian menjadi orang tua? Apakah merasakan perbedaan yang mendalam saat menjadi orang tua dulu dan sekarang? Terutama pada para ibu yang menjadi orang tua di tahun 2012 keatas saat fasilitas internet menjadi sangat mudah. Bagaimana perbedaan wawasan para orang tua yang mengasuh anak setelah ada internet.

Internet dari tahun ke tahun

Aku ingat sekali awal mengenal internet itu di tahun 2000 kala itu ada warung internet baru buka di kotaku, harganya cukup mahal bagi pelajar saat itu Rp6000 perjam. Petugas warnet mengenalkan aku pada yahoo untuk mengirim surat elektronik alias email, dan mengenalkan aku pada IMRC untuk melakukan chat pada orang lain, hanya sebatas itu saja, belum menarik. Saat itu Hp masih awam, tidak semua orang punya, hanya anak-anak mampu saja. 


Tahun 2002 kala kampus tempat aku kuliah memiliki fasilitas internet, saat itu aku ingat setelah kasus peledakan bom bali. Lalu dosen menugaskan aku dan teman-teman untuk mempelajari bahan baku peledak terutama yang digunakan saat bom bali yaitu TNT dan mencari referensi di internet, tidak lama kemudian kami didatangi polisi untuk di introgasi, hahaha.. betapa horornya teror bom Indonesia saat itu. 


Tahun 2008, sudah mulai adanya friendster untuk sosial media, yahoo group sudah umum untuk mengirim pesan secara massal, kaskus ramai sekali dan blog sudah mengenalkan blogspot dan multiply. Di tahun itu ada perubahan besar pada internet Indonesia karena harganya sudah mulai menurun dan terjangkau, begitu pula tarif pesan singkat sms dan panggilan telepon dengan provider selular. Menurutku saat itu masih sangat sederhana dan belum ada efek "nyandu" namun saat itu penggunaan internet sudah ramai dan menjadi umum, namun informasi saat itu masih sangat sedikit, hanya orang-orang tertentu yang bisa membuat blog apalagi website. Kepemilikan ponsel juga hampir dimiliki semua anak muda mampu atau tidak mampu, tinggal beda type dan merk saja dan Internet hanya ada di warnet dan perkantoran saja. Wifi gratis di restoran/cafe saat itu masih awam.

Menjadi Ibu Tanpa Internet

Hingga akhirnya aku menikah dan memiliki anak di tahun 2010, saat itu baru ada yang namanya aplikasi chat melalui blackberry messenger (BBM) dan ada paketan internet. Tinggal di sebuah kota kecil, mengontrak, menjadi ibu baru dan jauh dari orang tua ataupun mertua. Tidak ada tempat bertanya jika ada yang ingin kulakukan tentang bayiku. Buku tentang bayi sangat sedikit, pun toko buku saja harus pergi ke kota dulu yang berjarak dua jam. 


Mengasuh bayi saat itu hanya dengar naluri, dan bertanya kepada teman atau yang lebih tua yang kadang informasinya sebagian adalah mitos, hahaha... Ya, aku tidak menyalahkan siapa-siapa, karena sang pemberi informasi pun saat itu masih kurang edukasi. 


Jika melihat ketika anak bungsuku lahir empat tahun kemudian, di masa Internet sudah ada dimana-mana, bahkan di rumahku sudah ada wifi unlimited dengan milyaran informasi apapun ada dari masalah kesehatan anak hingga pengasuhan anak semua ada, dari pengalaman atau dari pakar semua ada. Saat itu aku menggunakan layanan internet provider dari Telkom Indonesia, siapa lagi kalau bukan IndiHome, sejak saat itu pula wawasanku rasanya makin terbuka luas meskipun aku hanya berada di rumah. Rasanya ada banyak sekali yang kusesali ketika aku mengasuh anak sulungku, ada banyak sekali kesalahanku dalam merawatnya. 

Sering aku berpikir betapa enaknya jadi ibu di jaman ini yang kesemuanya informasi tersedia. Rasanya saat ini tak masalah jauh dari orang tua atau mertua, semua bisa dicari informasinya melalui internet, atau bisa juga video call orang tua untuk bertanya ini itu, ckckck betapa lebih mudahnya menjadi ibu di era internet sudah maju.

Internet Bagi Orang Tua Saat Ini

Asi ku yang sulit keluar hanya disarankan minum obat pelancar asi oleh bidan, kalau sekarang memijat untuk merangsang asi keluar pun bisa dilakukan oleh para ayah asi. Begitupun mainan bayi jaman dulu hanya mengandalkan mainan di pasar atau toko  mainan, ternyata saat ini dengan pesatnya informasi, para ibu bisa membuat sendiri mainan edukasi sederhana dan mengetahui fungsi mainannya untuk syaraf motorik anak, sekeren itu ya. 


Ada juga penyesalan karena ketidak tahuanku, ketika anak pertamaku demam, aku justru memberinya sarung tangan, kaos kaki dan selimut lengkap. Padahal harusnya anak demam diberi pakaian setipis mungkin untuk mengeluarkan suhu panasnya. Alhamdulillah tidak terjadi hal fatal setelah itu karena saya buru-buru ke kota ke dokter spesialis anak.


Jadi orang tua jaman sekarang bisa jauhhhh lebih bijak dalam menyikapi banyak hal. Tidak terpengaruh pada mitos-mitos kehamilan dan parenting karena semua bisa di cross check di google mana yang fakta mana yang mitos. Dari internet juga belajar bagaimana mengendalikan emosi, mengenal apa yang namanya me time dan healing, staycation dan self love, ah... betapa jauh lebih mudahnya.

Aku sama sekali tidak mengatakan jadi orang tua sekarang gampang, dengan anak-anak yang semakin kritis dan terlahir lebih cerdas karena gizi yang jauh lebih baik, tetap saja itu berat dijalani apalagi jika tidak memiliki ART, masih banyak ibu yang kewalahan dan stres berat. Tapi, setidaknya tetap ada sisi baik dari internet saat ini. Baik dari segi informasi, komunikasi juga hiburan bagi ibu yang lelah fisik dan mental. Bukan berarti anak yang lahir sebelum ada internet dikatakan anak yang di rawat dengan kurang baik, melainkan kita memandang keberadaan internet disini sebagai hal yang membawa dampak positif bagi orang tua menjadi lebih baik dalam merawat dan mendidik anak.

Bagaimana Internet membawa manfaat bagi para wanita
(pixabay)


Sebagai contoh lagi, berbagai informasi saat ini membuka insight para ibu yang stres untuk bisa menyadari bahwa dirinya tidak sehat, sadar ketika dirinya sepertinya butuh psikolog, dan butuh piknik karena ada banyak wanita lain di sosial media yang berani speak up dan memotivasi yang lainnya. Begitu pun untuk kasus KDRT yang dulunya kerap disembunyikan, bertahan namun tersiksa, dengan pesatnya informasi maka hadir pula komunitas-komunitas baru untuk mendukung ibu yang mengalami KDRT untuk berani memperjuangkan kebahagiaannya demi kebahagiaan anak juga.

Orang Tua Berkonten Ria

Dulu orang-orang akan saling tau kabar jika bertemu atau saling berkomunikasi, saat ini cukup dengan membuka sosial media, maka kita akan tahu kabar terbarunya. Baik public figure ataupun orang biasa, sudah umum meng-update keseharian di sosial media. Begitupun dengan para orang tua, tak terhitung banyaknya yang menjadi content creator, ide kreatif para orang tua kini semakin terasah dengan adanya fasilitas internet provide di rumah masing-masing, tak lagi harus ke warnet atau public area wifi gritis. Hampir setiap rumah memiliki IndiHome sekarang, apalagi Telkom Indonesia pun memperluas jaringannya hingga ke pelosok, maka makin banyak pula para orang tua menjadi content creator ataupun penikmat hasil karya para creator tersebut. Tak sekedar anak muda yang bisa unjuk gigi, tak lagi hanya pada orang yang good looking, lihat saja sosial media saat ini, siapapun bisa jadi terkenal dan viral.

Para public figure memang punya nama besar dan karya cipta, sehingga sekali posting saja sudah langsung disukai puluhan ribu pengikutnya. Tapi dengan ide-ide kreatif, para orang tua dari kalangan biasa pun bisa, dengan orisinalitas khas mereka sendiri, akhirnya berhasil menggaet pengikut dan pangsa pasar mereka sendiri. Tak terkecuali aku, dengan fasilitas internet yang memadai dan berbekal sedikit pengetahuan dan kreatifitas, saat ini membuat konten di instagram atau youtube rasanya lebih mudah, bahkan saat ini instagramku telah menghasilkan pundi-pundi rupiah dari kerjasama dengan pihak lain dari konten-konten yang aku buat. Begitupun dengan blog, yang akhirnya bisa meraih rupiah dari kerjasama kemintraan berbayar maupun dari adsense google. Wah, dulu rasanya tidak terbayang kalau tulisanku di blog dan karya yang aku masukkan ke instagram bisa menarik pengikut dan mendatangkan rupiah.

konten menarik orang tua dan anak (pixabay)

Tak hanya karya berupa foto dan video, banyak sekali pasangan orang tua yang membuat konten bersama keluarga dan anak-anaknya yang lucu dan menghibur, ada pula yang khusus membuat konten bermanfaat seperti tentang perjalanan, kuliner, edukasi, parenting hingga tausiyah menuju hijrah pun lengkap semua ada, dan itu hasil karya orang tua jaman now, itu sangat wow bukan. Betapa beruntung sekali menjadi orang tua melek digital saat ini. Intinya semua yang dibagikan itu adalah sesuatu yang bermanfaat dan menambah wawasan orang tua lainnya. Begitupun dengan penikmat konten, meski tak semua orang tua bisa dan rajin membuat konten, namun rata-rata mereka menjadi penontonnya. Pada intinya, semua konten akan sampai ke pemirsanya masing-masing sehingga kesemuanya jadi sama-sama melek digital. Konten yang dibuat para orang tua saat ini, pada akhirnya membantu berpikir lebih cepat, memutuskan apa-apa lebih smart dan akhirnya itu pula yang menjadikan mereka jadi orang tua yang lebih baik. 


Bahkan kelalaian orang lain pun bisa menjadi manfaat bagi penikmat konten, ada banyak sekali cerita tentang anak sakit yang di upload orang tuanya ke sosial media, bukan untuk menjual kesedihan, bagi pembuat konten mungkin itu adalah rekaman kejadian untuk diingat secara digital, tapi bagi orang tua lainnya, itu adalah wawasan yang akhirnya membuat mereka jadi lebih waspada. Kini berkonten ria bukan sekedar ajang merekam momen penting tapi juga jadi edukasi bagi orang tua lainnya. Sudahkah kalian membagikan konten yang mengedukasi orang lain? Aku cukup sering membuat konten edukasi, dan bagiku, selain uang ada hal lain yang membuatku bahagia yaitu menjadi orang tua yang bermanfaat untuk orang lain. Setiap konten pasti memiliki pemirsanya sendiri, maka jangan takut menjadi orang tua digital penghasil konten edukasi. Wah, benar-benar aktivitas tanpa batas jika di rumah difasilitasi oleh Internet provider yang bagus. Tak melulu soal studio, bahkan sudut rumah yang berantakan pun ada saja penikmat dan edukasi yang bisa kita ambil, bahwa tidak ada rumah tangga yang sempurna di dunia ini, hahaha...

Internet Seperti Pisau

Benar, alih-alih menjadi orang tua bijak, bisa saja internet malah membuat kita menjadi orang tua lalai. Alih-alih menggunakan internet untuk komunikasi keluarga namun malah digunakan untuk menjalin hubungan yang tidak benar. Alih-alih membuat konten informasi, justru membuat konten yang memicu keributan yang meninggung SARA. Rasanya tidak perlu saya beberkan banyak negatifnya, toh sepertinya saya menjadi memberi contoh yang akan merekam jejak tidak baik. Saat ini begitu banyak netizen Indonesia yang smart, biasanya perbuatan jelek akan dengan cepat mendapat sanksi sosial dari para orang tua lainnya. Aku yakin semua pengguna internet saat ini sudah cukup dewasa membedakan baik buruk ketika berselancar di dunia maya. Aku hanya merasa perlu memberikan reminder bahwa menjadi orang tua saat ini sungguh sudah sangat diberikan kemudahan berkat adanya IndiHome dimana-mana, dimudahkan dalam belajar atau mengajari orang lain tentang kerasnya kehidupan. Maka jadikan pisau ini menjadi manfaat bukan mudarat.


Jadilah Orang Tua Bijak Berinternet (pixabay)

Ketika Internet menjadi seperti pisau berbahaya bagi anak-anak, lagi-lagi orang tuapun bisa tertolong menjadi orang tua bijak dengan cara tetap mendampingi anak ketika menggunakan fasilitas ini. Menjaga anak dari paparan negatif sambil memperkuat bonding bersama anak. Ibaratnya, nikmat apalagi yang kau dustakan? Itupun orang tua masih terbantu dengan adanya tayangan khusus anak dan setting di gadget dengan mode anak. Di Indonesia pun oleh pemerintah masih terbantu dengan adanya Internet Positif yang mencegah anak-anak dari paparan internet konten negatif dari dunia luar.


Bagi aku pribadi, dengan adanya fasilitas internet dan tidak, rasanya berbeda sekali tentang apa-apa yang aku putuskan terkait anak, terkait bagaimana menjadi orang tua. Bisa melihat banyak insight, banyak informasi pakar sekaligus pengalaman orang tua lain. Bohong rasanya kalau tidak menjadi lebih baik dan lebih bijak. Berterimakasih sekali dengan adanya layanan internet cepat saat ini dan jadilah orang tua digital penghasil konten edukasi yang bermanfaat.

Apakah kamu sebagai orang tua juga merasa beruntung dengan pesatnya internet saat ini?

Share yuk pengalaman kamu bagaimana menjadi orang tua dengan internet

16 comments

  1. Di era digital seperti sekarang memang perlu edukasi juga agar anak tidak hanya memuang waktu menggulir media sosialnya. Konten kreator edukasi juga lumayan banyak sekarang, apalagi saat memiliki peran penting sebagai orang tua tentunya perlu memberikan konten yang bermanfaat dan baik anak. Terima kasih informasinya!

    ReplyDelete
  2. yg jelas, internet itu ibarat pisau ya

    klo usernya bijak, ya sarat manfaat.

    aku sering simak bu Aisah Dahlan d youtube utk parenting

    ReplyDelete
  3. Era digital sekarang kita bisa lebih mudah berbagi banyak hal baik termasuk dalam hal edukasi, Ini kontennya pasti sangat membantu buat orang tua atau anak yang pengen belajar. Sekarang jauh lebih gampang untuk berbagi

    ReplyDelete
  4. Tahun 2000 sudah ada internet ya. Saya tahun 2006 baru kenal internet. Seru banget ya. Saya termasuk paling update di tempatku terkait digital. Saat yang lain masih mainan hp jadul, saya sudah mempelajari bisnis online.

    ReplyDelete
  5. aku inget betul, IMRC, kayaknya pertama kali mainan ini waktu sekolah. Terus zaman kuliah, aku termasuk anak warnet juga mbak, donlot lagu, mainan friendster, foursquare semuanya di warnet hahaha. Nyari tugas kuliah juga ke warnet.
    Terus pas udah kerja, sebelum di rumah pasang wifi, nongkrongnya lebih sering ke warnet, soalnya banyak yang bisa dikerjain dan dicari juga, seperti info kekinian bahkan bikin blog dan belajar utak atiknya juga di warnet
    seneng di era sekarang mau nyari info apa aja, tinggal buka internet, semua yang dibutuhkan muncul infonya

    ReplyDelete
  6. Nah iya, orang tua zaman sekarang itu enak. Kalau mau cari informasi apapun tentang konten edukasi tinggal cari di internet. Harus pandai-pandai memanfaatkan internet, ya...

    ReplyDelete
  7. Belum menjadi orangtua sih, mbak *soon smoga ^_^
    Tapi ngerasa betul dengan derasnya teknologi informasi sekarang ini jika ingin tahu apa-apa yang dibutuhkan bisa ditanyakan ke internet
    Sekalipun dalam penggunannya bisa jadi seperti dua sisi mata pisau

    ReplyDelete
  8. Memang serbasalah ya Mbak zaman sekarang, terutama bagi anak. Diizinkan pakai internet, kadang ga tau waktu dan batasan. Kalau enggak dikasih kesempatan, ini udah bagian dari kemajuan. Tar mereka malah curi kesempatan di luar sana dan bisa malah berbahaya.
    Kalau kami di rumah ya jelasin ke anak bahwa kami bloger kudu bikin konten di blog atau IG sebagai cara dapat cuan, jadi bukan main-main. Jadi dukungan internet kencang sangat dibutuhkan.

    ReplyDelete
  9. Aku belum jadi orang tua, tapi jujur merasakan banyak bantual dengan adanya teknologi ini. Pas nanti udah jadi ortu, gak perlu bingung buat nambah informasi. Tapi kudu tetap waspada, jangan sampai kemakan berita hoax

    ReplyDelete
  10. makasih banyak mba Ruli, aku yang ibu baru ini jadi banyak belajar juga dengan internet memang kemudahan bisa didapatkan dengan mudah ya

    ReplyDelete
  11. Iya mbak anak2 zaman sekarang hidup di zaman internet jadi mau gak mau dari lahir kenal gadget, sebagai ortu kita yang berperan memberi batasan dan memilah mana saja yang bisa diakses anak mana yang gak. Kalau bisa juga kita ngikutin trend-nya anak2 sehingga nyambung kalau diajak diskusi khususnya ttg perkembangan teknologi :D

    ReplyDelete
  12. Saya tahun 2008 baru kenal internet Mbak, kelas 3 SMA. Beda ya sama anak zaman now, masih kecil saja sudah pada kenal internet. Memang sih, kehadiran internet mempermudah dalan mencari informasi, tapi harus bijak pula menggunakannya.

    ReplyDelete
  13. Memasuki era digital memang menjadi kemudahan tersendiri bagi orang yang cukup umur sehingga bisa mengendalikan diri ketika ada hal-hal negatif akibat pemakaian gadget. Namun tetap bagi anak dibawah umur, gadget dan akses sosial media tetap kudu ada pantauan.

    ReplyDelete
  14. Iya, Mbak. Aku sendiri juga merasa beruntung menjadi orang tua di era digital ini. Apalagi jika kita malu bertanya tentang suatu hal, tinggal manfaatkan saja internet, search di Google, hehe..
    Semoga kita semua para orang tua bisa lebih banyak belajar dari internet, juga lebih bijak dalam menggunakannya:)

    ReplyDelete
  15. Saya masih ingat menggunakan friendster di tahun 2007, duh waktu cepat sekali berlalu ya

    ReplyDelete
  16. Bener banget mba. Anak pertamaku lahir 2012 belum semarak skrg internet. Sedih karena banyak memberi luka pengasuhan. Kalau sekarang banyak ortu yang udah melek internet

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu membaca tulisan saya, Semoga bermanfaat. Ambil baiknya tinggalkan buruknya. Silakan tinggalkan komen yang santun ya tapi jangan tinggalin link hidup dan jangan berkomentar anonim ya. Apalah arti tulisan saya tanpa kehadiran kalian..