Resensi buku perjalanan cinta dua hati dalam rida ilahi



Judul         : Perjalanan Cinta dua hati dalam rida ilahi
Penulis     : Arina mabruroh
ISBN          : 978-623-7436-88-1
Penerbit   : Pejuang literasi
Ketebalan   : 216 halaman
Ukuran        : 12x18 cm
Harga buku  : Rp 72.000

Taaruf pada tahun 90-an masih terasa asing di telinga kita masyarakat Indonesia. Hanya kalangan islam yang terbilang alim/taat yang banyak tau apa itu taaruf. Seperti kalangan ulama, anak pondok pesantren, sekolah islam, dan semacamnya.

Taaruf mulai booming di kalangan usia mahasiswa yang siap menikah ketika viral film ayat-ayat cinta di tahun 2008. Well, di tahun tersebut sebenarnya yang namanya taaruf sudah berlangsung sejak jaman dulu kala sebelum masehi. Tapi aku cuma menyebut yang benar-benar base on pengalaman pribadiku dan teman-teman kuliahku saat itu yang bener-bener baru tau istilah taaruf.


Awalnya aku mengira buku ini adalah sebuah novel, atau cerita motivasi tentang taaruf. Ternyata di dalamnya adalah kumpulan cerita pendek tentang kisah-kisah taaruf dari pengalaman orang lain. Termasuk di dalamnya pengalaman pribadi sang penulis, Arina mabruroh. Aku sendiri, sudah lama mengenal mbak Arina ini, karena kami sama-sama blogger yang kerap kali bersama secara online di kegiatan blogger. Beliau memang fokus menulis buku, sedangkan aku hanya fokus membaca buku, hahaha.

Yang menarik dari buku ini, buku ini bukan cuma menyajikan kumpulan cerpen tentang kisah taaruf dari berbagai latar pasangan, tapi juga di lengkapi informasi dan edukasi tentang apa itu taaruf dan proses lain yang mengiringinya. Pembaca tak sekedar di motivasi untuk segera menikah secara benar dalam islam, tapi juga mengerti apa dasar hukumnya dalam islam dan bagaimana proses taaruf itu yang benar?

Maka tugas mempelai adalah untuk meyakinkan kepada orangtua bahwa yang utama bukanlah perhelatan nikahnya, tetapi perjanjian di hadapan-Nya. (Hal 39)

Inilah yang banyak ingin diketahui para calon pengantin ketika ingin taaruf. Oke, aku mau menikah dengan si fulan. Tapi apakah orang tuaku mau menerima? Atau sebaliknya, mungkin si fulan adalah kriteria orang tuaku, tapi apakah aku bisa cocok dengannya, karena kami tidak berpacaran. 

Dalam buku ini kalian akan melihat keajaiban-keajaiban bagaimana cara Allah memuluskan perjodohan para pasangan sehingga memang begitulah konsep misteri jodoh di tangan Tuhan. Pacaran sama sekali tidak menjamin apa-apa soal perjodohan. Di buku ini, kalian akan melihat cara para pasangan meminta restu ke orang tuanya dengan cara yang di ridhoi. 

Sayangnya aku sedikit kecewa karena semua kisah taaruf di tulis sebagai cerita pendek, terlalu pendek sehingga membuat aku penasaran tau-tau sudah happy ending. Kurang panjang dan kepo, ih gimana sih suka dukanya karena hanya di tulis dalam garis besar. Mungkin nanti penulis bisa membuat 1 buku hanya berisi sedikit kisah namun lebih panjang dan detil. Tapi pada intinya pesan utama di buku ini dari penulis untuk edukasi dan motivasi menikah tanpa pacaran, itu sudah tersampaikan cukup baik.

Salah satu dari kisah buku ini sangat mirip dengan kondisiku bersama suami dimana kami cinlok karena sekantor dan "tau-tau" diajak menikah. Ah.. gak seru kalau aku ceritakan, kalian beli sajalah bukunya. Buku ini memberi pesan bahwa taaruf memang tidak mudah, namun selalu berakhir happy ending. By the way, kisah cinta si penulis sendiri cukup menarik loh. Jadi tidak ada istilah salah pilih jodoh atau salah istikharah. 

Buku ini berwarna pink pastel dan sangat feminin, sehingga terlihat jelas bahwa segmen pembaca buku ini adalah wanita. Pun dengan kisah di dalamnya semua diceritakan dalam sudut pandang penulis wanita, tidak ada sudut pandang lelaki. Mungkin jika covernya berwarna tosca atau cream, buku ini bisa menarik untuk pembaca pria juga. Apalagi pria shalih jaman now banyak sekali yang berniat untuk taaruf. Hanya saja covernya yang pink akhirnya membuat segmennya jadi terbatas.

Proporsi buku ini pas, ketebalannya pas untuk bacaan ringan. Tidak ketebalan dan ketipisan sangat asik dibaca ketika santai, apalagi musim WFH begini. Untuk yang super sibuk pun masih bisa kok bagi waktu untuk buku ini. Konsepnya yang kumpulan cerpen ini membuat pembaca bisa berhenti sejenak di akhir tiap kisah apabila memiliki kesibukan lain. 

Dalam isi buku ini, pembaca akan makin seru karena design di dalam bukunya ada animasi gambar-gambar pasangan pengantin. Hawanya membuat kita ikut berbunga terlebih ketika bertemu akhir cerita. Semua berakhir bahagia dalam karunia Allah.

Mungkin sedikit koreksi nih untuk penerbit kalau kualitas cover bukunya kurang memuaskan. Sangat mudah melengkung, dan banyak juga typo-nya dimana seharusnya naskah buku harus melalui editing sebelum naik cetak. Sayang juga buku sebagus ini tapi covernya tak asik lagi di pandang.

Baca juga: Resensi buku, Akik dan penghimpun senja

Selain ilmu tentang taaruf syari, buku ini juga menceritakan konsep jodoh dalam islam bagaimana step by step taaruf yang dibenarkan , jadi kita tidak sekedar tau, oh ini taaruf, ini khitbah, ini akad, semua di infokan dalam buku ini secara sederhana tapi cukup membuat kita tergugah.

Sebagai penutup resensi buku ini, aku mau memberikan info bahwa di akhir buku ada contoh proposal pernikahan. Jadi buat yang mau belajar membuat proposal, ini cocok di contoh. Buat yang mau beli, silakan ini sudah aku sisipkan kontak pembeliannya ya.



13 comments

  1. Buku yg manis sekali. Proses mendapatkan cinta lewat cara yg syar'i. Keren Mbak penulisnya.

    ReplyDelete
  2. keren yang bisa menuliskan soal ta'aruf gini.Pasti pernah punya pengalaman atau lewat riset yang panjang ya. kepo jadinya sama proposal pernikahan, waaa..harus beli bukunya ya hehehe

    ReplyDelete
  3. Setuju sama Mbak soal warna covernya. IMO, buku-buku seperti ini memang seharusnya didesain dengan tampilan yang dapat menarik semua segmen agar pesannya dapat tersampaikan lebih luas ^^

    ReplyDelete
  4. Waaah aku penasaran dan pengen baca. Sepertinya manis sekali. Kadang masih ada yg belum paham bagaimana sebaiknya ta'aruf di lakukan.
    Covernya manis, tp kurang feel karen kurang "nyambung" dengan bobot bukunya

    ReplyDelete
  5. Aku merinding baca ini. Soalnya related banget juga tentang restu orang tua. Tapi kalau Allah berkehendak alhamdulillah jadi hehe. Kita samaan Mbak, teman kantor yag tiba-tiba nikah wkwk.Taaruf 2 bulan aja langsung lamaran

    ReplyDelete
  6. duh manisnya.. bikin eny makin kebelet nikah mba ahahaha tapi diserahkan sama yg diatas aja jodoh umur rezeki hhi

    ReplyDelete
  7. Makasih banyak, Mbak Ruli... Dulunya pengen pakai sudut pandang laki-laki juga tapi belum dapat narasumber, akhirnya perempuan semua ��

    Jazakillah khairan masukannya soal cover buku terutama. Waktu disodorin desain nggak sampai kepikiran begitu, padahal penting ya... Ssmoga ntar kalau bikin buku lagi bisa lebih baik dari semua sisi ��

    ReplyDelete
  8. Penasaran sama ta'aruf ini sejak kuliah, tapi sayang sekali hak menemukan lingkungan yang mendukung :(
    Jadi penasaran dengan isi lengkap buku ini deh

    ReplyDelete
  9. Kisah mengenai taaruf ini unik sekali yaa..
    Aku ingin sekali memperdalamnya...berharap anak-anakku juga gak melewati proses pacaran dan langsung bertemu jodoh dunia akhiratnya, in syaa Allah.

    ReplyDelete
  10. Kisah taaruf yang menakjubkan dialami teman kost saya. Saya menjadi saksi perjalanan taaruf teman kost saya ini. Saat itu, saya baru mengakui jodoh yang dipertemukan lewat mimpi itu benar adanya. Selanjutnya, di kemudian hari, saya mengakui validitas taaruf sebagai media perkenalan sebelum menikah. Namun, setelah saya menikah, kebetulan bukan lewat proses taaruf kajian, banyak cerita perceraian akhwat ikhwan yang mulanya menjalani proses taaruf. Betapa sedihnya saya mendengar kabar2 ini.Semoga lebih banyak ikhwan akhwat yang berbahagia dipersatukan lewat proses taaruf.

    ReplyDelete
  11. kumpulan kisah taaruf ya, menarik juga nih jd ceritanya lebih dr 1 orang ya. Ini buku cocok untuk dikasih ke temenku yg lg mau taaruf juga, tp aku jg penasaran sebenernya selengkapnya gmn. Covernya bagus ya :D

    ReplyDelete
  12. Taaruf yang lagi rame skrng via DM IG haha kidding.
    Wah ini karya mbak Arina ya kereeen. Haha udah happy ending ya ceritanya. Pdhl kepoh sama lika liku dan kesulitanya kyk apa dan bgmn cara mengatasinya ya :D

    ReplyDelete
  13. Betul, spakat, warnanya knapa pink. Pdhl judulnya ya bagus2 aja. Sbnrnya pink pun netral ya. Tapi di budayapop kita memamg trlnjr pink itu warna cewek.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu membaca tulisan saya, Semoga bermanfaat. Ambil baiknya tinggalkan buruknya. Silakan tinggalkan komen yang santun ya tapi jangan tinggalin link hidup dan jangan berkomentar anonim ya. Apalah arti tulisan saya tanpa kehadiran kalian..