Tahun 1992, di sebuah rumah kecil di pelosok Kalimantan Selatan, pukul 01.00 dini hari. Aku terbangun, terperanjat karena kaki ku terasa di tarik-tarik. Aku langsung duduk spontan. Aku sangat terkejut ternyata yang menarik-narik kakiku adalah bapak. Aku melongok ke lantai, ternyata bapak menarik kakiku dengan ngesot di lantai. Aku diam, bukan karena terpana melainkan bingung, aku harus berbuat apa?
Diare bisa menyebabkan kematian |
Dengan sangat lirih bapak berucap "panggilkan om harto". Aku terdiam sesaat, karena tentu saja bangun dengan terkejut itu butuh waktu untuk mengumpulkan nyawa, apalagi untuk anak berusia 7 tahun sepertiku saat itu, butuh beberapa detik untuk loading 100%.
"Bapak kenapa?" tanyaku masih agak kalut
"Bapak diare, sudah gak kuat lagi" sahut bapak nampak sekuat tenaga untuk bicara.
Aku langsung bangkit dari ranjang, buka pintu, berlari menuju ke rumah Om Harto. Beliau adalah mantri di kampungku, mantri yang terdekat dari rumahku. Jaraknya hanya beberapa petak rumahku, namun seperti rumah di kampung pada umumnya. Rumah-rumah disini mempunyai halaman yang luas. sehingga jarak beberapa rumah saja cukup jauh rasanya.
Aku berlari dengan terengah-engah, tanpa rasa takut sedikit pun, tidak ada lampu jalan, hanya cahaya bulan menerangi langkah. kanan kiri penuh semak dan pepohonan, di halaman rumah om harto pun tak kalah rimbun semak yang semuanya gelap. Rumah-rumah di kampung biasanya hanya menggunakan lampu bohlam 5 watt untuk teras, dan dengan kuasa Allah aku bisa berlari mulus, tanpa tersandung meskipun semua gelap.
Aku berlari dengan terengah-engah, tanpa rasa takut sedikit pun, tidak ada lampu jalan, hanya cahaya bulan menerangi langkah. kanan kiri penuh semak dan pepohonan, di halaman rumah om harto pun tak kalah rimbun semak yang semuanya gelap. Rumah-rumah di kampung biasanya hanya menggunakan lampu bohlam 5 watt untuk teras, dan dengan kuasa Allah aku bisa berlari mulus, tanpa tersandung meskipun semua gelap.
Ini ajaib, dalam hatiku tidak ada secuil pun rasa takut saat itu. Padahal usiaku masih terlalu kecil untuk berlarian dini hari seorang diri. Logikanya, dalam keadaan normal, ke wc saja tengah malah aku takut. Biasanya kalau tengah malam mau kencing aku lebih baik menahan hingga pagi atau ngompol saking penakutnya. Tapi saat itu, yang ada dalam otakku, adalah memanggil om harto sesegera mungkin. Bapakku harus di tolong, rasa takut gelap sepertinya hilang tanpa jejak.
Sesampai di rumah om harto, aku gedor-gedor pintunya. Aku agak menyumpah karena pintu rumah Om harto terbuat dari kayu ulin yang kuat sehingga sakit sekali untuk di ketuk jari, suara ketukannya pun kecil. Akhirnya ada yang bangun, tapi itu Mbah Yoso, bapak dari om harto yang bangun lebih dulu.
Aku di kira maling. beliau bertanya dengan menggertak "siapa itu" aku menjawab dengan gemetar dan tidak terdengar. Tapi setelah membuka gorden, beliau langsung membukakan aku pintu. Om harto pun ikut bangun.
Aku di kira maling. beliau bertanya dengan menggertak "siapa itu" aku menjawab dengan gemetar dan tidak terdengar. Tapi setelah membuka gorden, beliau langsung membukakan aku pintu. Om harto pun ikut bangun.
"om, bapak sakit, tolong ke rumah sekarang ya om" pintaku memohon.
"oh iya, sebentar" jawab om harto bergegas masuk mengambil tas perkakas kerja beliau, mencuci muka, langsung kami bergegas ke rumahku.
Begitu masuk Om harto langsung setengah berlari mendekati bapakku di sofa yang sudah seperti orang pingsan. Tidak bisa bicara lagi dan muka bapak pucat sekali. Setelah bertanya beberapa hal ke bapakku, om harto langsung memberi suntikan, membuatkan oralit, dan entah apalagi aku lupa. Karena setelah itu aku di suruh tidur, sudah pukul 02.00 dan besok aku harus sekolah.
Besok paginya, orang-orang di sekitar rumah memujiku karena keberanianku menembus gelap gulita menyelamatkan bapakku. Rupanya kejadian tadi malam sudah diketahui tetanggaku. Aku lihat bapakku sudah tersenyum, meski masih pucat dan minum obat. Tapi tidak seperti tadi malam ketika membangunkan aku, seperti sudah menurun harapan hidup. Mungkin karena masih terlalu kecil aku tidak bisa berekspresi dengan benar, bagaimana paniknya aku saat itu. Betapa takutnya aku jika bapak sampai pingsan atau bahkan mati karena aku terlambat. Tidak, aku tidak akan sanggup membayangkan
Malam sebelumnya, sebelum aku tidur, bapak memang terlihat sudah bolak balik wc karena diare. Aku tidak tau apa yang salah pada penganan yang kami makan, karena aku tidak diare, kenapa hanya bapak? tapi aku memahami kondisi rumah kami yang mungkin kurang higienis karena ibu sedang tidak ada. Apakah mungkin karena kebersihan rumah saja? Atau bakteri.
Tidak ada ibu di rumah, bapak tiap hari hanya bisa masak sop atau sayur bening atau kami makan di luar. mungkin bapak terkena kontaminasi dari tempat kerja. aku lalu menangis membayangkan perjuangan bapak sebelum akhirnya membangunkan aku dengan cara ngesot sampai ke tepi ranjangku.
Tidak ada ibu di rumah, bapak tiap hari hanya bisa masak sop atau sayur bening atau kami makan di luar. mungkin bapak terkena kontaminasi dari tempat kerja. aku lalu menangis membayangkan perjuangan bapak sebelum akhirnya membangunkan aku dengan cara ngesot sampai ke tepi ranjangku.
Rumah kami jauh dari kota, terpisah sungai, kapal ke kota hanya ada pagi. Sekecamatan, kami hanya punya satu orang dokter itupun jaraknya sekian kilometer, terbayang tidak kalau misalnya saat itu tidak ada mantri, apa harus menunggu pagi untuk ke rumah pak dokter sedangkan bapak sudah tidak berdaya..
Alhamdulillah ada Pak mantri yang ku sebut om harto itu tinggal dekat rumah dan obat-obatan beliau lengkap. om harto bilang alhamdulillah banget karena malam itu aku berani keluar rumah dan memanggil beliau. karena jika menunggu pagi mungkin bapak sudah keburu kehabisan cairan entah apa yang terjadi pada bapak. Aku lupa saat itu bapak di infus atau tidak, yang jelas saat itu ada tindakan darurat di rumah.
Alhamdulillah ada Pak mantri yang ku sebut om harto itu tinggal dekat rumah dan obat-obatan beliau lengkap. om harto bilang alhamdulillah banget karena malam itu aku berani keluar rumah dan memanggil beliau. karena jika menunggu pagi mungkin bapak sudah keburu kehabisan cairan entah apa yang terjadi pada bapak. Aku lupa saat itu bapak di infus atau tidak, yang jelas saat itu ada tindakan darurat di rumah.
Bapak sendiri juga berterimakasih padaku karena kesediaanku menolong bapak, karena keberanianku. Ya bapak taulah sebenarnya aku sangat penakut, bukan? padahal aku sama sekali tidak perduli terimakasih itu. aku hanya ingin bapak sehat lagi. Itu saja aku sudah bahagia.
Kejadian itu adalah satu-satunya aku melihat bapak benar-benar seperti orang sekarat, padahal biasanya bapak sangat kuat dan jarang sakit. Ternyata, diare memang penyakit yang sangat menguras energi, tidak heran banyak orang wafat karena diare. Aku bersyukur, malam itu, bapak dapat di selamatkan dan di obati dengan cepat. Momen ini rasanya begitu berharga, setelah merasakan betapa takutnya terjadi apa-apa pada bapak.
Kejadian itu adalah satu-satunya aku melihat bapak benar-benar seperti orang sekarat, padahal biasanya bapak sangat kuat dan jarang sakit. Ternyata, diare memang penyakit yang sangat menguras energi, tidak heran banyak orang wafat karena diare. Aku bersyukur, malam itu, bapak dapat di selamatkan dan di obati dengan cepat. Momen ini rasanya begitu berharga, setelah merasakan betapa takutnya terjadi apa-apa pada bapak.
Kejadian itu sangat membekas dalam ingatanku sampai menjadi sedikit trauma dengan yang namanya diare. mencret sedikit saja aku sudah panik, langsung dokter aja. apalagi jika yang diare adalah anak, aku akan jauh lebih panik. tapi aku bersyukur karena kemajuan teknologi saat ini, mencari ilmu tidak terlalu susah lagi. sehingga aku pun lebih mudah mendapatkan informasi seputar diare, cara mencegahnya dan mengatasinya jika terjadi. hal inilah yanng akhirnya aku terapkan di rumah, aku benar-benar tidak ingin kejadian lagi seperti bapak kemarin yang sampai mengalami dehidrasi parah.
Diare (bahasa Inggris: diarrhea) adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam.[1] Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya (wikipedia)
Diare sedianya bisa sembuh sendiri, namun kita bisa berusaha untuk mengurangi gejalanya, pastinya dengan mencegah dehidrasi. nah berikut penyebab diare beserta lama sakitnya :
- diare yang di akibatkan oleh norovirus biasanya berlangsung 2 hari
- diare yang di akibatkan oleh campylobacter dan salmonella biasanya 2-7 hari
- diare akibat rotavirus biasanya 3-8 hari
- diare akibat giardiasis bisa berlangsung beberapa minggu.
Sekarang saya share tips saya dalam mencegah diare seluruh anggota keluarga ya:
- Menjaga kebersihan, ini yang paling utama. inget loh kebersihan sebagian daripada iman. dari makanan, pakaian, tubuh, rumah dan lingkungan semua saya jaga dengan maksimal. Tidak lupa menyediakan pembersihkan tangan, wajah dan tubuh yang anti kuman
- Menjaga diri ketika di luar rumah. Okelah dimana pun kita berada, kita berusaha untuk memakan yang baik dan berada di lingkungan baik. namun, harus selalu di ingat bahwa dunia luar tidak semuanya bersih, karena itu kita harus selalu menjaga diri dari kemungkinan-kemungkinan dimana tempat yang banyak bakteri dan virusnya.
- Sedia obat-obatan diare di rumah. seperti Entrostop. Saya sedia entrostop untuk dewasa dan anak di rumah. Meskipun ketika diare belum tau apa penyebabnya, setidaknya bisa di atas dulu pertolongan pertama dengan minum entrostop
- Menjaga asupan makanan di rumah mengikuti kaidah gizi seimbang agar seluruh kebutuhan tubuh tercukupi. karena jika gizi cukup, maka sistem imun ikut baik. Kita jadi tidak mudah sakit.
- Mencuci tangan kaki setiap selesai beraktivitas dan sebelum makan.
sekarang pertanyaannya, kenapa harus sedia entrostop juga?
Entrostop mudah di dapat, mudah di beli di minimarket mana saja dekat rumah. Kandungannya yang langsung tepat sasaran banget. yaitu kandungan Colloidal attapulgite dan pectin yang berfungsi sebagai penyerap racun dan mikro organisme penyebab diare, mengurangi frekuensi buang air besar dan memadatkan lagi feses.
Harganya juga terjangkau, serta variannya yang lengkap dari orang dewasa ke hingga anak-anak. Cukup kan alasan, kenapa aku memilih menyimpan entrostop di kotak obat untuk persediaan. Karena entrostop atasi diare dengan tepat dan benar.
Cara mengatasi diare yang benar ala Aku :
- Minum yang banyak terutama larutan elektrokit yang bagus untuk mempercepat pemenuhan air dan cegah dehidrasi.
- Minum obat diare entrostop sesuai dosis di kemasan
- Bila sakit berlanjut langsung hub dokter
Lebih dari 2 juta kematian setiap tahunnya akibat diare. Semoga bukan dari anggota Keluarga kita. Jangan sepelekan diare. Beri pertolongan pertama atau langsung kunjungi dokter. Penyebab utama kematian karena diare umumnya adalah karena dehidrasi, jadi mari jadikan cerita bapak saya di atas tadi menjadi pengalaman berharga agar tidak terjadi di keluarga kalian.
salut saya atas keberaniannya digelapnya mlam
ReplyDeleteThe power of kepepet
DeleteAlhamdulillah terselamatkan ya Mbak, semoga sehat selalu sekeluarga
ReplyDeleteAamiin.. Semoga keluarga mas Amir juga sehat selalu
Deletesetiap sakit pasti ada obatnya, hehe pepatah siapa it
ReplyDeleteLiat fotonya bapak mba jadi ingat bapakku di rumah, mirip mba, hehe. Tapi aku gemeter baca kisahnya, diare memang keliatan sederhana, lebih komplek kanker dan semacamnya, tapi dia juga bisa menghantarkan maut karena dehidrasi T.T obat diare memang salah satu yang wajib ada di rumah ya
ReplyDeleteDiare itu kayaknya sepele tapi nggak boleh disepelekan ya mbak. Semoga keluarga sehat selalu ya :)
ReplyDeleteAh, aku sedih kalau baca cerita ttg bapa gini :(:miss my dad so much. :'(
ReplyDeleteMbak Ruli, rasa sayang dan kekhawatiran kepada bapak mengalahkan ketakutan Mbak untuk keluar malam. Sehat selalu buat bapak.
ReplyDeletePengalaman yang luar biasa. Aku tahu persis bagaimana rasanya ingin menyelamatkan Bapak yang sedang sakit.
ReplyDeleteSalut dengan keberanian Mba Ruli, pasti bahagia sekali bisa menyelamatkan bapak ya. Semoga sehat selalu untuk Bapak dan Mba Ruli sekeluarga :D
ReplyDeleteWah, penyakit diare memang kelihatannya gak terlalu bahaya ya. Tapi dampaknya sampai bisa bikin kematian, ngeri juga sih...
ReplyDeleteKalo udah diare emang bahaya banget, benar banget Mba aku sering diingetin selalu sedia Entrostop ini, hahaha.
Aku ikutan tegang bacanya. Kebayang kayak apa paniknya anak umur 7 tahun ngeliat bapaknya nyaris pingsan.
ReplyDeleteDiare ini memang bahaya sih. Keliatannya ringan, tapi kalo nggak ditangani dengan benar, bisa-bisa bawa umur.
Mbak Ruli pas kecil dulu tinggal di mana? Wah, sehoror itu ternyata ya diare. Kalau sepintas, diare terdengar sepele saja. Kalau merasakannya, baru tahu deh kalau nggak enak banget. Karena ngapa2in jadi terganggu.
ReplyDeletememang diare ini nggak bisa dianggap sepele ya. salah-salah bisa mencabut nyawa
ReplyDeleteWah bener itu mb. Diare ini kalau diluar negeri penyakit berbahaya. Cm org Indonesia Aja yh masih anteng kalau kena diare. Apalagi pada balita aduh bisa dehidrasi
ReplyDeleteKalau disepelekan emang bahaya ya Mbak diare itu. Kenangan sakitnya bapak bisa sebagai pengingat mbak Ruli ya untuk terhindar dari diare :)
ReplyDeleteSemoga sehat selalu ya, bapak, dan diare itu sungguh menganggu dan bisa dehidrasi, makanya saya pun selalu sedia enstrostop di rumah
ReplyDeleteKalo diare aku sekarang udah gak makan obat, lebih ke suplemen harian bareng sama anak. Jauh lebih ampuh ketimbang obat sih menurut aku. Saya atur makan.
ReplyDeleteWah, kisahnya benar2 bikin inspiratif. Di samping keberanian, diperlukan kesigapan dan entrostop di rumah ya. Biar diare bisa dihindari.
ReplyDeletesama dengan di daerahku, saat itu belum ada dokter. Yang ada Mantri, sampai sekarang pun juga masih ada mantri.
ReplyDeleteMemang ya yang namanya keberanian itu bisa muncul kalau kita terdesak, beruntung sekali mbak Ruli saat itu mampu mengalahkan ketakutan mbak Ruli... salam untuk Bapak, semoga beliau sehat selalu...
diare penyakit yg ga bisa dianggap remeh ya mba.. serem jugaaa
ReplyDeletetapi beneran deh kalo lagi diare itu rasanya ga enak bangeeeet
Mantab mbak, masih kecil ternyata pemberani gitu ya. Demi kesehatan si bapak, keren. Diare kalau dibiarin memang bahaya
ReplyDeletePengalaman yg aduhai ya mbak.alhamdulillah berlalu ya mba.diare mmg termasuk gehala yang butuh penanganan cepat.aku sendiri sedia p3k khusus diare
ReplyDeleteluar biasa ya mba
ReplyDeleteterbayang anak kecil lari di tengah malam nyari pertolongan
saya pernah diare akut
luar biasa rasanya
mau pingsan saking lemas
sekarang mmg harus sedia obat di rumah
untuk antisipasi jika malam hari terserang diare
Diare itu bner2 bikin gak nyaman. Aku pernah tuh dan lemes banget, ngantuk pula. Waktu itu pengen sekalian tidur di kamar mandi, hahaha
ReplyDeleteKalau msh ada warung buka ya bs beli obat diare. Kalo malem, hah lemes deh krn emang gak sering sedia obat jenis itu
Mbak Ruli strong ya
ngeri juga diare ya mbak, benar-benar menguras cairan tubuh, wajar kalo ada angka kematiannya. Semakin dibiarkan semakin lemah badan, semakin kurang cairan tubuh juga. Semoga Bapak mbak selalu sehat ya.
ReplyDeleteHamid dan ayahnya pernah diare...dan itu virus
ReplyDeleteJadi walau diobatin tetep aja
Sembuh sendiri..tapi dipastikan.ga kekurangan cairan
Untuk ukuran anak 7 tahun, saya ancungin jempol untuk Mbak Ruli yang pemberani. Pasti di benak Mbak Ruli, yang penting bapak sehat, ya, kan? Hebat..👍
ReplyDeleteDiare tuh keliatan sepele tapi menyeramkan. Diem² Diem² bisa membunuh. Inget mbak asisten yang diare dalam hitungan jam langsung lemas dan harus diinfus
ReplyDeleteyup. diare sebenarnya penyakit yang sangat simpel tapi bisa menyebabkan kematian karena dehidrasi yang disebabkan. yang penting dalam penanganan diare adalah mencegah dehidrasi. ohya, kalau pada anak2 di bawah dua tahun tidak boleh diberikan obat anti diare ya mbak Ruli, karena bisa menggganggu pergerakan ususnya
ReplyDeleteDiare keliatan sepele tapi kalau enggak segera ditangani bahaya. AlhamduLillah ada tetangga dekat yg mantri kesehatan ya mbak.
ReplyDeleteJd keinget zaman aku kecil, kalau sakit dibawanya jg ke mantri, biasanya langsung sembuh disuntik hehe
Tes komen
ReplyDeleteanak diare memang hatrick banget ya mba ruli. Naqiya dulu pernah diare umur 2 tahun dan terpaksa dirawat karena muntah2 sehingga dehidrasi.
ReplyDeleteWah mba, salut untuk mbak kecil yang berani nembus kegelapan. Skrg sudah modern dan dimudahkan pasti kudu sedia entrostop ini ya mba
ReplyDeleteSalah satu obat wajib nangkring di kotak obat rumah aku ini...
ReplyDeleteKarena beberapa waktu yang lalu, aku atau suami gantian aja gituu...diare.
Bikin gemes kalo uda bolak balik toilet selama semalam.
Sakit dan gak nyaman.
Obat andalan kalau diare dari dulu ya cuma entrostop ini :D
ReplyDeleteSaya dari Kalimantan Selatan lho mbak, jaman dulu sih (tahun 92an) agak sepi mungkin yah....kalo sekarang sudah rada rame dan sudah ada HP jadi agak membantu kalo kenapa2 malam hari. Kalo diare, aku sih sering ngunyah daun jambu biji mbak....nggak sampe 5 menit sudah oke kok.
ReplyDelete