Bayi Cantikku Kini Beranjak Dewasa

Bayiku dan papahnya

Bismillah

Rasanya beberapa bulan ini penuh dengan jedag-jedug kehidupan bagi anakku yang cantik Qorira. Ya, bayi kecilku yang cantik, centil, comel, banyak bicara sedikit menangis, ceria dan energik, akan memasuki babak baru dalam hidupnya.

Kalau dulu kehidupan di zaman aku, mulai dar der dor ketika memasuki era kuliah, tapi bagi anakku, dia memulai degap degupnya sejak SMP dan akan memasuki fase SMA di tahun ini, 2025. Penyebabnya adalah karena sekolah jenjang SMA yang akan dia masuki adalah salah satu sekolah ternama berkualitas yang untuk memasukinya harus melalui seleksi nasional dan bersaing dengan ribuan orang. Antara yakin dan tidak yakin, cita-cita harus diperjuangkan. 

Ujian memasuki jenjang SMA

Sekolah yang dicita-citakan anakku, adalah di MAN IC alias Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia. Dulu konon kabarnya sekolah ini didirikan oleh Bapak BJ. Habibie untuk generasi-generasi unggul yang jago sains sekaligus tetap belajar agama islam. Boarding school yang menerapkan aturan islam namun tetap disalurkan bakat belajarnya. Lalu kemudian sekolah ini diambil alih oleh kemenag menjadi sekolah negeri. Tolong koreksi jika saya salah. Sekolah ini kemudian jadi makin terkenal ketika MAN IC serpong di nobatkan menjadi SMA terbaik seIndonesia (peringkat 1) di lihat dari kemampuan lulusannya dalam memasuki kampus-kampus terbaik di Indonesia dan luar negeri. Makin terkenal lagi ketika siswanya memenangkan competisi COC (Clash of champion) adu kecerdasan siswa-siswa terbaik dari sekolah unggulan. 

    Tidak heran kemudian anakku pun berambisi memasukinya. Tapi yang diinginkan ke salah satu cabangnya. Salah satu cabang MAN IC yang ada di provinsiku. Peringkatnya di Indonesia saat ini di urutan ke 91 SMA terbaik di Indonesia. Tiap cabang MAN IC memang punya peringkat masing-masing. Jadi tidak merata semuanya peringkat 1 seperti di Serpong. Kenapa tidak coba masuk di MAN IC Serpong, anakku yang tidak mau, katanya enggak pede, takut gak diterima. Meskipun aku sudah memotivasi dan support, kalau anaknya tidak mau, ya sudah yang penting dia sekolah bahagia, dan MAN IC disini juga salah satu SMA terbaik di Kalsel. Dan yang terpenting aku bisa sering-sering menjenguknya karena dekat.

     Qorira sudah menyiapkan diri sejak kelas 8, kalau anak-anak lain bahkan banyak yang bersiap sejak kelas 7, awal masuk SMP. Sejak kelas 8 aku sudah mengenyangkan Qori dengan seabrek buku-buku untuk belajar otodidak, sedangkan ikut bimbel dan tryout baru dimulai di kelas 9. Alhamdulillah ada bimbel yang bisa menyesuaikan dengan anak pondok seperti Qorira. Tiap dia libur pondok dia ikut tryout, lama-lama ya hasilnya meningkat. Masyaallah..

Pengumuman Qori diterima

   Februari 2025 akhirnya Qorira mengikuti ujian masuk MAN IC, lalu hasilnya di umumkan pada bulan Maret 2025 dan alhamdulillah dinyatakan LULUS diterima. Setauku pendaftarnya lebih dari 1000an dan yang di terima sebanyak 60 putra dan 60 putri, Masyaallah.. terimakasih ya Allah. Sungguh Maret ini bulan penuh berkah karena bertepatan dengan bulan Ramadan juga. Papahnya sampai tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya ketika Qorira dinyatakan diterima, lucunya aku membuka pengumuman lulus itu di depan tukang martabak. Kebayang enggak suamiku sampai menahan banget untuk gak jingkrak-jingkrak karena senangnya. 

    Membuncah sekali rasanya melihat anak yang kerjaannya mengurung diri di kamar untuk belajar ini, akhirnya mendapatkan apa yang dia mau. Allah Maha Penolong, Allah yang memampukan, Allah pula yang mengabulkan doa dan harapan kami semua. Lahaula wala kuwwata illa billah.

    Kebayang ya bagaimana bangganya kami sama kerja keras Qori, karena sekolahnya ini harus melalui seleksi nasional yang didaftar oleh ribuan orang, ya rasa feelnya itu beda sama sekolah yang langsung masuk diterima atau tanpa persaingan yang kurang keras. Bangga ini bukan dalam hal berasa lebih hebat dari yang lain, bukan seperti itu rasanya, tapi kami bangga dalam arti bahagia anak kami telah berhasil melewati tantangan berat dan berhasil mendapatkan yang di harapkannya, itu saja.

Ujian kelulusan SMP

     April - Mei 2024 menjadi bulan penuh ujian, ujian dalam arti sebenarnya, hehehe. Anakku melewati 3 pekan berturut-turut ujian sekolahnya. Pekan pertama untuk ujian pelajaran akademik, pekan kedua untuk ujian praktek bidang akademik, sedangkan pekan ketiga untuk ujian Mahad yaitu pelajaran-pelajaran islami di pondok, what a heavy months. Tapi aku menemuinya ketika waktu menjenguk di hari Minggu, dan kuliat dia happy saja. Apalagi papahnya membelikan hp baru yang lumayan mahal untuk Qorira sebagai kelengkapan dia masuk SMA. 

Qori seneng banget akhirnya punya hp sendiri setelah bertahun-tahun bersabar ditengah gempuran teman-temannya yang sudah punya hp semua. Sebenarnya kalau tidak terdesak untuk kebutuhan sekolah (syarat wajib di MAN IC) kami juga belum berniat memberikannya hp khusus untuknya seorang, biasanya kami cuma memberinya hp yang masih milik kami tapi dipinjamkan selama liburan pondok. Tapi karena di MAN IC wajib punya Hp dan kebetulan ada rezekinya, di tambah dengan uang Qorira sendiri yang ia dapat dari THR lebaran. Lalu kami merasa Qori memang sudah waktunya untuk punya, sebagai alat komunikasi. Jadilah dia dibelikan Hp sekarang. Alhamdulillah. Mudah-mudahan hp ini bisa membawa kebaikan, pahala dan berkah, bukan kemudaratan. Aamiin

     Sebenarnya buat apa sih hal seperti ini ditulis, tentu saja buat kenangan, jika nanti kata dan tulisan buku tak lagi bisa menceritakannya, cukuplah tulisan ini untuk pengingat, betapa bersyukurnya kami memiliki Qorira. Untuk pengingat setiap fase dalam hidupnya. Bayi cantikku yang di hari lahirnya menobatkan aku menjadi seorang ibu, anak yang paling pertama menerima ketidak sempurnaan aku sebagai ibu namun aku sadari dia tidak pernah membenciku dan tetap menerima ketidak pandaian aku sebagai ibu kala itu.

Baca juga: Qorira akhirnya 10 tahun

    Tidak ada sekolah menjadi ibu, pun tidak ada ibu yang terlahir langsung pandai menjadi ibu, tidak ada karakter anak yang sangat bisa dipahami ibunya di dunia ini. Mencocokkan karakter ibu dan anak, apalagi ibu baru sepertiku saat itu yang jauh dari mertua dan orang tua, lalu akses untuk belajar parenting masih sangat sulit, bahkan saat itu google pun tidak bisa ditanya banyak hal seperti saat ini, jadilah aku ibu yang penuh emosional penuh ketidak tahuan, penuh kesalahan saat itu (menurutku). Alhamdulillah Allah perkenankan Qorira bertumbuh baik dan memberiku kesempatan untuk bertumbuh sebagai ibu yang berbenah setiap waktu. Andai bisa diulang banyak sekali rasanya momen yang ingin kuperbaiki, agar manis dikenang.

           Aku terus berusaha menghapus luka-luka masa kecil yang mungkin Qorira dapatkan tanpa aku sadari, aku yang sepertinya membawa luka masa kecilku yang belum sembuh. Aku berbenah, Qorira pun bertumbuh dewasa jadi kami mulai menjalin bonding baru yang semakin baik. Qorira anak hebat yang masa kecilnya bersamaku di penuhi dengan obsesiku menjadikannya anak yang selalu unggul dalam banyak hal. Meski demikian kami tak pernah menuntutnya harus selalu rangking satu, yang kami tuntut biasanya adalah agar selalu bisa memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya dan do the best tiap kali berjuang. Qori kecil memang sering sekali ikut lomba-lomba. Semoga Allah ridho pada kesalahan-kesalahanku dalam pengasuhan yang pasti tak kusadari. 

     Bayi cantikku, sejak kecil kami memanggilnya dengan panggilan "cantik", anak kedua kami juga dipanggil "Ganteng" sedangkan si bungsu kami selalu memanggilnya "Yusuf" sejak dalam kandungan, nah kalo udah pake nama Yusuf kurang ganteng apalagi, hehehe... udah nabi paling ganteng kami jadikan julukan. Jadi gak ada yang dibeda-bedakan, semua cakep.  

      Semoga bayi cantikku ini kelak tak sekedar berparas baik, tapi juga berhati baik, berperilaku baik, akhlak baik dan tentu saja menjadi hamba Allah yang baik. Dunia di luar sana kini semakin keras, aku berharap bayi cantikku ini berada di lingkungan orang-orang baik, di lingkungan yang Allah jaga iman islamnya dan melewati liku-liku hidupnya dalam circle orang-orang beriman. Doa mama selalu mengiringi tiap langkah Qori, semoga Allah mudahkan setiap fase kehidupan Qori. Aamiin...

    Qori disayang bukan karena berprestasi, kelak jika Qori tidak berprestasi pun akan tetap jadi bayi cantik mamah dan papah. Kami menyayangi karena Allah, baik buruk kelebihan kekurangan, kami tetap sayang sepenuh jiwa raga kami. Barakallahu fiik..




No comments

Terimakasih sudah meluangkan waktu membaca tulisan saya, Semoga bermanfaat. Ambil baiknya tinggalkan buruknya. Silakan tinggalkan komen yang santun ya tapi jangan tinggalin link hidup dan jangan berkomentar anonim ya. Apalah arti tulisan saya tanpa kehadiran kalian..