Orang Muda Menjaga Bumi Indonesia |
Berapa usiamu sekarang? Kategori orang muda atau sudah memasuki paruh baya? Untuk saat ini pemimpin-pemimpin di muka bumi dipegang oleh usia paruh baya hingga usia tua, dan bersiap menyerahkan kondisi bumi saat ini ke pundak generasi muda. Bagaimana semangat generasi muda dalam menjaga Indonesia? calon penerus negeri ini sedang bersiap menyambut.
Usia muda menurut Kemenkes adalah di range usia 25-44 tahun, ada pula yang menyebut usia 17-35 tahun. Apapun itu, para usia muda ini sudah mulai menerima sebab, akibat, dampak dan prediksi bagaimana kondisi bumi ini nanti sekarang hingga kedepannya. Perubahan iklim sudah semakin jelas dan nyata. Cuaca ekstrim, musim yang tidak menentu, global warming, el nino, banjir rob, dan berbagai fennomena alam lainnya yang mengejutkan banyak pihak.
Wajar kalau pada akhirnya, generasi muda ini sudah mulai bergerak, tak mau berdiam diri, karena merekalah yang akan mewarisi Indonesia kelak. Tak mau hanya diwarisi musibah dan bencana alam, yang meskipun itu adalah takdir Allah, tapi bukankan semua juga kadang akibat ulah manusia. Ramai kan saat ini aksi-aksi generasi muda berusaha menyelamatkan bumi Indonesia dari dampak perubahan iklim yang semakin parah. Alam dan hutan Indonesia kelak ada di tangan generasi muda ini. Salah satunya yang sangat viral saat ini adalah group Pandawara, group pemuda yang kegiatanna berfokus pada masalah sampah dan kebersihan lingkungan. Tapi tahukah kalian bahwa selain Pandawara ini banyak kelompok orang muda lainnya yang mendirikan group atau komunitas yang juga bergerak untuk menjaga kelestarian alam Indonesia.
Jumat, 20 Oktober 2023 saya bersama teman-teman di komunitas #EcoBloggerSquad kembali mengadakan zoom yang tentu masih terkait tema hutan dan pelestarian lingkungan. Kali ini narasumbernya beneran berasal dari Semangat generasi muda mnejaga bumi Indonesia. Karena ketiga narasumber yang dihadirkan memang beneran muda-muda.
Eathink Movement
Eathink tak sekedar edukasi tentang makanan, tapi dibalik itu semua ada makna dan visi misi besar yang tujuannya untuk ketahanan pangan dan mengurangi limbah makanan masarakat Indonesia yang menduduki peringkat 10 besar di dunia. Bayangkan ketika di satu wilayah makanan terbuang jadi limbah, di wilayah lainnya kekurangan gizi, di satu wilayah anak-anaknya mengalami kelebihan gizi, di sisi lain anak-anaknya mengalami stunting, sunggguh fenomena yang amburadul.
Eathink hadir untuk memberikan edukasi agar tercipta kepedulian dan mengurangi berbagai masalah terkait pangan, berbagai mitos dan eksalahan persepsi soal makanan hingga mengakibatkan mubazir dan pada akhirnya menciptakan foodwaste. Ujung-ujungnya global warming lagi kena imbasnya. Bersama Jaqualine wijaya selaku CEO eathink, pelajaran kuliah saya dulu mengenai ketahanan pangan seakan diasah kembali, bagaimana food technology terus berlanjut, food security dan sustainabilitynya, semua itu rumit tapi mau tidak mau ini harus dihadapi para orang muda dan harus peduli karena kitalah kelak yang akan mewarisi bumi Indonesia ini.
Jaqualine Wijaya for Eathink Source: Eathink instagram |
Untuk kalian yang peduli banget tentang pangan dan gizi, aku saranin kalian follow deh IGnya untuk bisa dapat info terbaru. Eathink mengajak kita untuk berpikir ketika memilih makanan, baik dari segi kesehatan maupun limbah sisa makanannya. Bukan perkara mau makan aja ribet, tapi lebih kepada menjadi konsumen muda yang bijak dan cerdas enggak asal makan.
SKELAS SIAK
Tahukah teman-teman sekalian, ada sekelompok pemuda dari Siak, yang sebenarnya sudah sukses dengan karir di bidangnya masing-masing. Namun tanggung jawab moral terhadap bumi ini membawa mereka berkumpul menjadi suatu perkumpulan yang bermanfaat untuk masyarakat. Namanya SKELAS alias Sentra Kreatif Lestari Siak. Gerakan ini sepenuhnya dijalankan oleh generasi muda di Siak untuk mengembangkan inovasi produk lokal sehingga menghasilkan produk yang mengutamakan pelestarian alam serta kesejahteraan bersama. Hal ini seiring dengan komitmen Siak untuk menjadi daerah yang hijau.
Gerakan para pemuda ini dengan melakukan Inkubasi terhadap para pelaku usaha produk lokal, dimana pelaku usahanya ini datang sendiri untuk diinkubasi atau tim Skelas yang mendatangi produsen produknya untuk diajak mengikuti porgram inkubasi ini. Semangat generasi muda menjaga bumi Indonesia tertanam kuat dalam benak para pemuda ini. Sehingga berbagai tantangan yang dialami, baik kesulitan teknis, penolakan, kurangnya support dari sekitar dan berbagai kesulitan lainnya tak membuat gerakan ini berhenti bergerak.
SKELAS untuk Siak hijau lestari |
Target dari Skelas ini, selain menghasilkan produk lokal yang support Siak hijau, juga target lain yaitu dampak untuk lingkungan dan sosial. Misalnya pemanfaatan produk-produk limbah menjadi produk berdaya jual, menambah nilai ekonominya hingga menjadi produk baru bernilai ekonomi tinggi. Harapan aku sih, kelompok orang muda seperti ini bisa berkembang lebih banyak di kota lainnya.
Baca juga: Bagaimana menjaga bumi bagi kita yang sibuk bekerja
Trend Asia
Suatu kesenangan tersendiri mendapat pemaparan langsung dari Amalya Reza selaku Manajer Bioenergi Trend Asia. Dari dulu aku memang punya ketertarikan sendiri dengan energi terutama energi terbarukan. Bahkan riset untuk skripsi dan tesisku tak jauh-jauh masih seputar bio-energi. Dan tentu saja kehadiran beliau di zoom Eco Blogger Squad ini untuk bercerita tentang bioenergi.
Bicara tentang transformasi energi terutama di wilayah Asia tenggara. Ceritanya kita sedang gencar-gencarnya berusaha untuk membuat sumber energi terbarukan, agar mengurangi ketergantungan terhadap energi fossil. Karena meningkatnya kebutuhan akan energi, berkembangnya kota-kota dan bertambahnya jumlah penduduk membuat sumber energi ini harus segera dicari solusinya.
Trend Asia |
Tapi, apakah benar energi terbarukan yang dibuat pemerintah saat ini sudah ramah lingkungan? atau hanya sekedar mengatasi masalah dengan membuat masalah baru? Kehadiran trend Asia ini membuka mata, terutama kami para blogger yang sore itu menghadiri zoom, bahwa ternyata teknologi baru yang dibuat untuk energi terbarukan sama saja runyamnya untuk mengatasi masalah kriris energi di Indonesia. Semangat generasi muda menjaga bumi Indonesia yang tergabung melalui Trend Asia ini pada akhirnya mengingatkan kembali para generasi muda, agar kritis melihat semua kebijakan terkait energi terbarukan ini.
Salah satunya adalah teknologi Co-firing yang digadang-gadang menjadi solusi baru untuk masalah energi dimana kita tak harus repot-repot membangun pembangkit listrik, cukup dengan mencampurkan batubara dengan biomassa untuk dibakar di PLTU. Oke dengan proses ini memang solusi ini bagus untuk menghasilkan energi terbarukan sehingga tidak harus full batubara. Namun tahukah kalian bahwa biomassa yang digunakan berasal dari pelet kayu. Tentu saja pelet kayu ini asalnya dari hutan, dan bukan sembarang hutan melainkan hutan buatan yang dibuat khusus, sehingga hanya memiliki satu jenis tumbuhan untuk pelet. Tentu pada akhirnya untuk membuat hutan energi ini kita harus merelakan hutan kita yang sudah tidak banyak lagi ini. Tak main-main jumlahnya, tak terbayang kita akan kehilangan berapa banyak lagi hutan alami kita untuk dibuat hutan khusus pelet kayu biomassa. Dan kemudian bukan cuma hutan alami kita yang hilang, tapi juga satwa dan berbagai endemiknya. Kalau mereka pindah ke pemukiman warga bagaimana? Lalu krisis iklim juga makin parah karena hutan berkurang. Betapa mengerikannya dampak jangka panjangnya.
Jadi co-firing akan nampak seperti mengatasi masalah dengan menciptakan masalah baru. Memang setiap kebijakan dari negara untuk masyarakat tentu sudah melalui proses pemikiran yang sangat matang, namun jika kemudian akhirnya menghasilkan masalah baru, maka masyarakat pun tetap perlu belajar dan ambil bagian untuk peduli dan mencari jalan keluarnya. Ada baiknya solusi apabila melibatkan hutan Indonesia, maka libatkan pula masyarakat adat. Karena merekalah sebaik-baik penjaga hutan alam Indonesia selama ini.
========
Dari Zoom sore ini, semakin membuka wawasan saya, bahwasanya sebagai generasi muda Indonesia kita bisa berpartisipasi menjaga alam Indonesia dengan berbagai cara dan berbagai bidang. Memang sebaiknya membuat group pelestarian lingkungan itu macem-macem, agar saling mengisi dan melengkapi antar komunitas ini, istilahnya berbagi tugas gitu.
Bukan alasan pula bahwa anak muda yang kreatif dan penuh semangat harus berasal dari Jawa, karena Siak pun generasi mudanya ternyata berhasil mendirikan komunitas yang fokus ke isu lingkungan. Intina dengan kepedulian yang tinggi dan terus bergerak, lama-lama pasti terasa dampaknya bagi masyarakat setidaknya di lingkungannya sendiri. Kehadiran-kehadiran generasi muda yang semangat menjaga bumi Indonesia ini, menyentil saya yang usianya sudah tak lagi muda untuk ikut peduli juga dengan cara semampu saya bisa. Malu jika berdiam diri saja, malu kalau sekedar merasa empati saja, tapi keluarkan rasa peduli itu berwujud tindakan yang benar-benar ada hasilnya untuk pelestarian lingkungan. Yuk para orang muda yang belum berbuat apa-apa untuk lingkungannya, keluarkan beragam ide kreatif kalian untuk bersama bergerak berdaya. Kalau bukan kita para generasi muda, siapa lagi yang akan menjaga bumi Indonesia.
Sebelum semuanya terlalu parah dan 2030 terasa akan sangat mencekam cuacanya, lebih baik dari sekarang bergerak dan bentuklah beragam group yang kesemuanya memiliki misi yang sama yaitu menjaga bumi Indonesia dari ancaman kehancuran akibat deforestasi dan perubahan iklim yang ekstrim.
Benar banget tuh, kita harus menjaga kelestarian alam dan bumi ya
ReplyDeleteWah menarik nih.Se simpel makanan saja ternyata berpengaruh bgt pada pemanasan global. Semoga kita semakin bijak memilih makanan yang baik dan tentu juga bijak soal pengelolaan limbahnya ya.Semangat buat kita semua buat bumi yang lebih baik..tengkyu mbak ruli
ReplyDeleteWah berarti aku masih masuk usia muda nih mbak, hehehe. Limbah makanan ini juga berpengaruh pada pemasanan global ternyata ya mbak. Saya pun baru menyadari dan suka menyesal kalau selama ini banyak menyisakan makanan di piring ketika makan.
ReplyDeletepemanasan*, thypo
DeleteOrang muda adalah generasi masa depan untuk kelestarian bumi. Salut deh semua narasumber dan semua orang muda, terutama influencer lingkungan yang begitu peduli dan mengajak banyak orang tentang lingkungan.
ReplyDeleteBtw typo mbak, eksalahan, kegiatanna, Intina, pakai ctrl + f aja.
kagum banget sih sama anak muda gen Z ini yang melakukan aksi secara nyata dalam menjaga lingkungan kita. tapi meski bukan masuk gen Z kita juga bisa ya melakukan kegiatan yang bisa membantu menjaga lingkungan dimulai dari rumah
ReplyDeleteSalut sama pemuda Siak yang berkomitmen penuh menjaga hutan.. semoga bisa dicontoh para generasi muda yang lain
ReplyDeleteMasalah energi terbarukan ini memang menjadi polemik ya. Ketika ada satu masalah, ada solusi namun ternyata timbul masalah baru lagi yang mungkin lebih berat konsekuensinya. Ini saatnya para pemuda bergerak untuk memberikan solusi dan peduli terhadap lingkungan dan menjaga bumi dari kerusakan parah di mada depan demi anak cucu kita
ReplyDeleteGenerasi muda memiliki peran penting dalam menjaga bumi. Mereka bisa memulai dengan mengenal ragam ruang terbuka hijau dan belajar menanam untuk penghijauan.
ReplyDeleteSaya paruh baya yang bersemangat muda, Kak. Salut pada generasi muda yang peduli demi bumi lestari. Setuju jika generasi muda dan semua bisa bersama-sama mewujudkan misi menjaga bumi Indonesia dari ancaman kehancuran akibat deforestasi dan perubahan iklim yang ekstrim.
ReplyDeleteBaru tahu ada komunitas sekelas. Adanya di riaukah? Kalo iya, molly mau ke sana berkunjung secara langsung sekalian wawancara juga
ReplyDeletebangga banget sama tiga orang pemateri ini, di usia muda sudah berupaya untuk memberi dampak positif dalam menjaga bumi. sangat menginspirasi. Aku juga baru tau soal istilah cofiring, kirain benaran energi terbarukan jadi solusi, eh malah jadi mengakibatkan deforestasi hutan.
ReplyDeleteDari kemarin blog walking ketemu ulasan SKELAS SIAK beberapa kali sungguh menginspirasi. Anak-anak muda yang bisa jadi contoh nyata berkontribusi, berinovasi menghasilkan produk yang lebih bermanfaat dan ramah lingkungan, keren
ReplyDeleteJustru peran dan kepedulian para pemuda yang harus makin dikuatkan, karena mereka lah yang di masa depan yang akan menjalani apa yang akan terjadi sebagai akibat dari apa yang kita lakukan terhadap bumi hari ini, semangat anak2 muda indonesia
ReplyDeleteAku termasuk generasi yang mengaku tetap muda dan bersemangat muda. Hhehehe. Kepedulian anak anak muda terhadap kelestarian bumi ini patut kita pertahankan ya mba. MAri sama sama jaga bumi
ReplyDeleteHebat banget deh ini program yang dibuat oleh para generasi muda untuk menyelamatkan bumi ya mak. Semoga apa yang direncanakan berjalan dengan baik dan lebih banyak lagi anak muda yang bergerak ya.
ReplyDeleteEat Think, Skelas, Tren Asia bagus banget programnya sebagai upaya menjaga bumi. Salut ama anak muda yang peduli lingkungan. Memang menjaga bumi itu tanggung jawab kita bersama
ReplyDeleteHuhu gak kebayang kalau bumi makin rusak gimana ntar anak cucu kita bisa hidup. Sekarang aja tanda2 kerusakan lingkungan banyak banget. Sudah seharusnya memang kita semua bergerak minimal memikirkan kelangsungan bumi ini ya.
ReplyDeleteSenang banget liat ada gerakan2 anak muda kyk gtu yang menginspirasi masyarakat utk semakin peduli dengan lingkungan hidupnya, apalagi mau mikirin energi terbarukan.
Muda mudi bumi memang kudu semangat menjaga bumi. Terutama bijak dalam mengonsumsi makanan, jangan sampai buang-buang makanan.
ReplyDeleteAbis itu, bijaklah menggunakan energi listrik ya.. karena pasokan energi kistrik kita huh.. bioenergi yang dicanangkan malah bukan mengatasi masalah secara tepat.
Wah saya termasuk masih muda nih. Jadi merasa terpanggil, hehe. Btw, setuju sekali sejatinya pemuda adalah agent of change. Dia juga harapan penerus estafet perubahan ke arah yang lebih baik. Termasuk dalam menjaga kelestarian bumi wajib ikut serta dan berkontribusi. Semangat!
ReplyDeleteAnak muda kalau enggak ambil kesempatan yaa rugi
ReplyDeleteHarusnya berpikir bahwa semangat muda bisa bantu bumi sejak dini
Daripada menyesal kemudian hari
Saya tuh tipe yg ati2 banget nakar nasi buat dimakan anggota keluarga. Jangan sampai nasinya sisa dan terbuang. Walau akhirnya saya berkorban jadi penampungan sisa makanan, akhirnya saya badannya subur begini. Wkwkwk yg sedih tuh pas rumah lagi jadi tuan rumah acara, eh yg tamunya nyisain makanannya kan gimana gitu pas kumpulin dan bersihkan alas makannya. Sayang loh masih dan lauk yg terbuang, kok gak ngambil secukupnya aja
ReplyDeleteHebat yaa..
ReplyDeleteMasih muda tapi memikirkan hal lebih untuk kelangsungan hiduo bersama dengan cara menjaga bumi. Aku waktu muda dulu ngapaiinn??
huhuhu.. Eh, sekarang mumpung tetap muda, ikutan juga sama Eat Think, Skelas dan Trend Asia. Jadi bergerak bersama sahabat Eco Blogger Squad.
bener ini mak makanan kadang jadi hal yang jauh banget dari pandangan kita dalam menjaga bumi. makanan dibuang-buang sedih banget :( padahal makanan juga harus dikonsumsi sesuai kebutuhannya kan. Semangat menyuarakan Eco Blogger Squad
ReplyDeletesaya udah generasi paruh baya dan membaca postingan ini jadi senang campur sedih juga ya. Sedihnya bahwa apa yang dilakukan oleh kami2 ini di masa lampau akan dirasakan akibatnya oleh generasi penerus. Syukurlah mereka tergerak untuk memulai kegiatan menjaga bumi.
ReplyDeleteMemang pelik banget sih masalah yang bakal dialami oleh indonesia, dan itu semua jadi beban generasi-generasi muda penerusnya. Harus banyak berbenah, jangan cuma berisik Indonesia Emas 2045 tapi ga ada langkah konkretnya.
ReplyDeleteSelain polusi, pengolahan limbah juga perlu digaris bawahi. Di jawa barat, sampai sekarang sampah selalu terpusat dibawa ke bantar gebang. Padahal, harusnya sampah-sampah ini bisa kita kelola. Yang anorganik jadi kerajinan, yang organiknya bisa jadi pakan maggot. Contoh yang udah sukses salah satunya macem di Banyumas kalo gasalah ya.
Semoga deh, vibes positif dari banyumas bisa di-influence ke seluruh Indonesia!
Jadi limbahnya diolah jadi apa mbak?
ReplyDeleteKeren banget ya usaha para pemuuda dalam menjaga bumi. Kalau bukan mereka siapa lagi? Nanti orang lain akan ikut terinspirasi.
Bener banget, nih! Setuju dengan artikel ini. Kalo kita nunggu sampe 2030 baru gerak, bisa jadi udah terlambat. Cuaca juga bisa makin nggak karuan. Jadi, yang bisa dilakukan dari sekarang adalah mulai action! Semakin banyak grup yang punya tujuan sama, yaitu melindungi Indonesia dari masalah deforestasi dan perubahan iklim semakin tampak bahwa banyak yang masih peduli soal isu ini.
ReplyDeleteTulisan yang bagus sekali mba 🤩.. Btw salam kenal sebelumnya. Mba Ruli sama Mba Lendy apa 1 komunitas? soalnya tulisannya sama soal Skelas Siak..
ReplyDeleteNgomongin soal perubahan lingkungan hidup memang nggak ada ujungnya ya, kadang serba salah juga sih. 1 sisi ingin mempermudah hidup manusia tapi ternyata bagaikan pisau bermata belah 2. jadi, satu sisinya sama-sama tajam..
Sebenarnya yang paling bikin concern soal lingkungan hidup di Indonesia tuh Pengolahan Sampahnya.. 😠Tapi pernah baca kalau Kota Banyumas berhasil menjadi tuan rumah SGAC 2023 berkat pengolahan sampahnya yang bisa sampai Zero Landfill.. Semoga Kota lain di Indo bisa menerapkan ilmu yang sama. Tapi tetap perlu kesadaran masyarakat juga.. 🥹.
Soalnya kadang di Jalan aku sendiri masih sering melihat orang yang buang sampah sembarangan...
Kerennya anak-anak muda sekarang ya. Bisa produktif tanpa membebani bumi. Huhu berasa ditampar deh dengan makanan-makanan bersisa yang jadinya bikin sampah ke bumi. Padahal makanan ini banyak dibutuhkan di mana2. Mentang-mentang kita yang beli, jadinya bebas dengan makanan. Padahal yang namanya sumber daya ya miliki bersama. Dengan banyak terbuang, makin menipis stoknya. Semoga sosialisasi seperti ini bisa menyadarkan banyak pihak mengenai pentingnya makanan yang sesuai dengan kebutuhan.
ReplyDeleteGen z harus mulai aware sama lingkungan dan bumi. Soal waste food, global warming, sampah, dll
ReplyDeleteRasanya sekarang guilty kalau tidak melakukan apa2 dan hanya fokus pada hidup sendiri sedangkan kondisinya rentan, begitu juga ancaman2 di tahun2 mendatang. Membuat gerakan ini bagusnya memang bersama2, jangan terlalu lama sendirian terus sehingga langkahnya panjang dan perlahan-lahan memberikan dampak.
ReplyDeleteJadi semakin sadar untuk lebih aware sama kondisi lingkungan, kebayang yaa kalau kita, terutama aku yang masih masuk kategori muda enggak tergerak untuk care sama isu lingkungan, cari solusi, minimal cari tau lalu implementasi dalam keseharian secara konsisten dan ajak keluarga serta oramg terdekat untuk sama-sama peduli terhadap menjaga dan melestarikan lingkungan, sekarang aja kita udah ngerasain ya ga nyamannya ngadepin cuaca exstrem. Semangat jaga bumi, kita semua punya peranan penting
ReplyDeleteNgeriiii kalo udh baca ttg iklim skr. 😵💫😔. Panasnya aja ga tanggung2, apalagi kayak di India sana udh mencapai 50 dercel kalo sedang puncak panas. Apa kabar 2030 ntr ya mba...
ReplyDeleteMemang hrs dr skr, kita aware. Kalo ga mau negara ini makin hancur Krn kerusakan alamnya. Aku sendiri berprinsip mulai dr yg simple. Cth jangan mubazir makanan. Lagi berusaha utk masak secukupnya, kalopun ada sisa, aku Frozen dulu mba, utk dimakan nanti. Intinya ga pengen ada sisa makanan.
Anak2 juga aku ajarin ttg sampah. Hrs buang yg bener, simpen di tas atau saku kalo ga Nemu tong sampah. Anak2 di Jepang diajarin ttg ini sejak mereka kecil. Jadi kitapun hrs biasain anak2 ttg sampah dr usia dini.
Semoga makin banyak orang yg sadar dengan gerakan yg dikampanyekan Eathink sehingga bersama -sama kita tidak menimbun sampah dan membuat perubahan berarti pada bumi
ReplyDeleteValid masyarakat adat punya peranan penting dalam keberlangsungan hutan kita seahli apapun kita mereka yang benar2 menyatu dengan hutan dan alam, gak kebayang misal hutan kita betul botak, sekarang aja panasnya bikin iritasi wajah apalagi kedepannya
ReplyDeleteSalut banget sama anak muda yang punya kepedulian terhadap lingkungan dan mau bergerak aktif untuk menjaga lingkungan. Harus kita dukung gerakannya nih..
ReplyDeleteSeru yah..
ReplyDeleteAcara seperti ini memberikan masukan dan pembelajaran untuk kita semua tentang hal baru yang sebenernya mah deket banget sama kehidupan sehari-hari. Seperti mengelola menu makanan agar gak jadi food waste.
Ini paling jadi perhatianku sekarang, setelah kemarin "dipaksa" untuk pilah sampah.
Hihi.. memang yang namanya perubahan itu selalu gak mudah.