Kain Sasirangan khas Banjar (dok. Etalase_utari) |
Apa yang menarik untuk dijadikan buah tangan ketika berkunjung ke Kalimantan selatan? Kain Sasirangan, kerupuk amplang, tas purun, batu-batu mulia? rasanya semuanya memang khas dari Kalimantan selatan yang rasanya akan membuat penerimanya akan sangat senang. Apalagi melihat harganya juga tergolong terjangkau dan membawanya tidak sulit. Namun perkembangan saat ini membuat kain sasirangan tak lagi menjadi khas yang unik dan langka dari Kalsel, kenapa?
Kain Sasirangan Khas Kalimantan Selatan
Kain sasirangan menurut hikayat cerita rakyat mulai diperkenalkan sejak abad ke 12 ketika masa patih Lambung Mangkurat yang kemudian menjadi kain khas masyarakat Banjar. Bahkan sasirangan menjadi pakaian wajib yang di miliki ASN dan para pelajar sebagai pakaian yang serupa dengan batik. Hingga menjadikan kaij sasirangan juga menjadi salah satu oleh-oleh yang wajib di bawa ketika pulang dari kota tanah banua kami tercinta ini.
Kali ini saya mau memperkenalkan teman saya bernama Utari ninghadiyati, salah satu teman blogger saya yang sama-sama domisili di kota Banjarbaru. Sebenarnya beliau bukan asli kota ini, beliau adalah warga pendatang dari pulau seberang. Tapi di kota saya, beliau justru jadi penggiat budaya karena kecintaan dan passion beliau terhadap budaya Kalsel. Salah satu dari keseriusan beliau, selain rutin menghadiri berbagai acara kebudayaan dan mengabadikannya, beliau juga punya UMKM yang menjual kain sasirangan.
Jangan salah, di Kalsel ini sering sekali diadakan pelatihan membuat sasirangan untuk menjaga keberlangsungan budaya banjar ini, sehingga siapapun yang tekun mempelajari bisa membuat kain sasirangan ini. Tidak harus warga asli banjar dan tidak harus belajar dari nenek moyang saja, melainkan memang difasilitasi oleh pemerintah daerah Banjarbaru. Malah saat ini motif kain sasirangan kian epic dan bervariasi, bangga banget pada imajinasi dan kreativitas para pembuat kain sasirangan.
Kain Sasirangan Tak Lagi Jadi Oleh-oleh
Tau enggak sih, beberapa tahun terakhir, kain sasirangan ini tidak lagi menjadi oleh-oleh khas Kalimantan selatan, lho. Kok bisa? ah masa sih? ya bisalah, harusnya sih memang sudah tidak kaget lagi. Karena perkembangan pesat dari e-commerce dan layanan expedisi saat ini dengan tarif ongkos kirim terjangkau dan mampu mengirim dengan cepat hingga ke pelosok sekalipun. Sedih enggak sih? Enggak donk. Aku bangga banget ketika ada event batik day, sekarang tak hanya berseliweran batik dari pulau Jawa tapi juga kain khas daerah-daerah lain termasuk kain sasirangan ini.
Para pengusaha sasirangan termasuk Mbak Utari, mengakui peran ekspedisi dan marketing online sangat membantu dalam penjualan dan menjangkau pembeli dari luar daerah. Tentunya JNE pun termasuk dalam satu ekspedisi andalan.
Mbak utari dan kain sasirangan jualannya |
Karena hal inilah, sasirangan tak lagi jadi oleh-oleh yang wajib banget di bawa saat kembali dari Kalsel. Sasirangan kini bisa dibeli oleh siapapun, kapan pun dan darimana pun. Mbak Utari yang memiliki usaha kain sasirangan pun kini pasarnya tak sekedar masyarakat Kalsel saja, melainkan bisa menjual ke berbagai daerah. Kain ini tak hanya bisa dimiliki oleh kalangan tertentu yang terkoneksi dengan kota Banjarmasin saja. Jadi bagi anda, atau siapapun yang ingin menggunakan batik dengan kain sasirangan khas banjar ini bisa loh. Kalau mau melihat contoh motif lainnya bisa mengunjungi instagram Mbak Utari.
Lalu oleh-oleh dari Kalsel apa? Bisa bawa makanan-makanan khas disini yang siap santap. Rata-rata penerbangan dari Banjarmasin hanya memakan waktu 1-2 jam. Kemudahan ini dijadikan orang untuk membawa makanan siap santap khas Kalsel. Don't worry be happy, uyeah..
Bagaimana Memesan Kain Sasirangan Dengan Mudah?
Tentu saja mudah, tinggal menghubungi langsung ke kontak yang tertera di instagram atau membelinya melalui e-commerce. Yang paling penting dalam membeli kain secara online adalah menanyakan jenis kain yang akan dibeli, karena sasirangan bisa dibuat dalam berbagai jenis kain dari katun, kaos hingga sutra. Menanyakan ukuran kainnya, melihat real pic dari kainnya agar melihat dengan jelas aslinya dan tentu saja memilih ekspedisi pengiriman yang tepat
JNE dukung UMKM
Setau saya nih, Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) ini adalah salah satu ekspedisi yang sangat mendukung dan telah banyak memajukan penjualan para UMKM di Indonesia, terutama saat pandemi yang menghambat berbagai kegiatan, JNE tetap terus beroperasi sehingga roda perekonomian Indonesia masih bisa terus bergerak bahkan lebih maju sekarang karena memudahkan perdagangan online.
Salah satu bentuk dukungan UMKM adalah adanya tarif khusus untuk penjualan UMKM dan diadakannya JNE content competition 2021 yang mengusung tema "JNE bersama UMKM Untuk Indonesia". Dari tema ini saja sudah keliatan sekali bentuk dukungan yang diberikan untuk semakin memajukan UMKM, ibarat kata tuh ini dukungan total banget enggak setengah-setengah.
Alasannya kenapa? karena bagi JNE itu sendiri, UMKM adalah salah satu penopang perekonomian negara yang keberadaannya harus terus di jaga, dipertahankan dan wajib di dukung dalam upaya pertumbuhannya. Salah satunya ya mengirimkan berbagai paket dengan baik dan benar hingga ke berbagai tujuan. JNE menamakan totalitas pengirimannya ke berbagai daerah dengan sebutan bahagia bersama.
JNE Content Competition
Sekalian deh saya ceritakan soal kompetisinya nih, siapa tau ada yang memenuhi semua syarat dan bersemangat untuk ikut JNE content competition 2021. Dimana kompetisi ini memang tak lama lagi berakhir. Jadi jangan lewatkan kesempatan memajukan umkm di Indonesia dengan mengikuti kompetisi ini juga.
Untuk teman-teman yang penulis blog dan pengen ikut pertisipasinya memajukan UMKM baik milik sendiri ataupun UMKM disekitar tempat tinggalnya, coba deh ikutan lomba nulis blog dari JNE content content competition ini.
Yuk bagikan cerita dan pengalamanmu dalam mendukung UMKM melalui JNE Blog Competition. Sebelum mulai menulis, simak ketentuan kompetisinya di bawah ini ya!
JNE Content Competition 2021 |
SYARAT DAN KETENTUAN:
Peserta telah terdaftar sebagai anggota Kompasiana. Jika belum terdaftar, silakan registrasi terlebih dahulu di Kompasiana.com
Akun yang sudah tervalidasi akan diprioritaskan menjadi pemenang.
Tulisan bersifat baru, orisinal (bukan karya orang lain atau hasil plagiat), dan tidak sedang dilombakan di tempat lain
Konten tulisan tidak melanggar Tata Tertib Kompasiana
Setelah tayang, Tim Moderator akan memberlakukan kunci artikel pada artikel lomba Anda. Setelah dikunci, Anda tidak dapat melakukan perubahan apapun pada artikel tersebut. Hal ini diberlakukan demi menjaga sportivitas para peserta.
MEKANISME:
Tema: JNE Bersama UMKM untuk Indonesia
Kompasianer diminta untuk menuliskan tentang pengalaman bagaimana JNE berkontribusi menunjang kebutuhan gaya hidup di era digital, selain juga mendukung bergulirnya roda perekonomian Indonesia pada level mikro (UMKM kuliner, tekno, fesyen/beauty, dsb) dengan menjembatani kebutuhan stakeholders (konsumen, marketplace, fintech, dsb).
Periode: 6 Desember 2021 - 5 Januari 2022
Tulisan minimal 500 kata dan tidak lebih dari 1.500 kata
Dalam setiap konten, peserta wajib menyebutkan keyword: JNE
Peserta wajib mencantumkan label JNE31tahun dan JNEMajuIndonesia
Tulisan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan tema lomba tidak dapat diikutkan dalam kompetisi ini
Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat
Apabila terjadi kecurangan, maka pihak penyelenggara berhak menganulir pemenang atau mengeluarkan pihak yang bersangkutan
Pemenang akan diumumkan paling lambat 14 hari kerja setelah periode lomba berakhir
HADIAH:
Juara 1 Rp 5.000.000
Juara 2 Rp 3.500.000
Juara 3 Rp 2.000.000
Terima kasih mbak Rulli sudah mengulas ukm saya. Semoga kain sasirangan semakin banyak disukai masyarakat luas.
ReplyDeletejadi keinget kemarin bikin sasirangan untuk pertama kalinya.
ReplyDeletesekarang sasirangan ada yg d bordie juga mbak, cantik sekali
Wah kain sasirangan memang menjadi oleh-oleh favorit buat semua orang. Kalau udah bisa belanja dimanapun dan kapankun kayak gini mah bagus, apalagi cantik-cantik produknya.
ReplyDeleteMbak Utari memang hebat. Salahsatu womenpreneur inspiratif yang pernah saya kenal. Apalagi dengan mengangkat budaya khas Kalsel, tambah kerenlah beliau.
ReplyDeletesalut deh sama mbak Utari yang bukan asli urang banjar tapi sangat aktif dalam menyebarkan budaya banjar salah satunya lewat sasirangan ini. motifnya juga keren-keren.
ReplyDeleteSasiranganku dikasih mamah, belum juga dijahit nih. Padahal baju jilbab sasirangam yg satunya jelas perlu temen alias cuma 1 aja yg kupunya.
ReplyDeleteWawww, ciamik banget nih kain sasirangan
ReplyDeleteaku selalu syukaaakk kalo ada bahasan tentang wastra nusantara.
dan makin hepi karena JNE sangat support UMKM Indonesia yaaa
Jadi keinget punya kain sasirangan yang belum dijahit, hadiah pernikahan bertahun2 lalu hehe
ReplyDeleteIya ya skrng sasirangan gampang dibeli via online gk mesti kudu ke sana dulu.
Bentuknya jg makin menarik udah banyak yang dibikin pakaian, tas, bahkan sepatu dengan model2 keren.
Aku dulu pernah hampir ketinggalan pesawat gegara hunting kain sasirangan. Untunglah sekarang sudah bisa dengan mudah lewat JNE. jadi ngga pake ribet lagi. BTW kece kece sasirangan karena warnanya yang cerah puol
ReplyDelete