Para petinggi Negara juga manusia biasa yang merasakan jatuh cinta dan mencintai pasangan seperti masyarakat pada umumnya juga. Yang istimewa adalah kisah cinta mereka yang berakhir dengan bahagia dan selalu saling cinta meskipun mereka tidak mengawalinya dengan pacaran.
Bagi masyarakat, kisah cinta para pesohor di negerinya selalu menarik untuk disimak, di ambil positifnya lalu menginspirasi. Termasuk di dalamnya kisah cinta para pejabat negara bahkan presidennya.
Bagi masyarakat, kisah cinta para pesohor di negerinya selalu menarik untuk disimak, di ambil positifnya lalu menginspirasi. Termasuk di dalamnya kisah cinta para pejabat negara bahkan presidennya.
Ditengah beratnya beban sebagai petinggi negara, mereka berhasil mempertahankan rumah tangga dengan setia hanya kepada 1 pasangan hidup hingga maut memisahkan. Padahal zaman dulu istilah taaruf belum dikenal luas, namun para petinggi ini ternyata melakukan pernikahan dengan tanpa pacaran. Nah siapa tau bisa menginspirasi bagi siapa saja yang ingin taaruf tapi masih galau.
Berikut 3 pasangan bahagia tsb:
1. Bapak Soeharto dan Ibu Sri Hartinah
Terlepas dari apapun cerita Pak Harto dalam kancah politik Indonesia, tapi kisah cinta beliau sangatlah mengagumkan. Kisah cinta beliau yang memilih satu wanita dalam hidup yaitu Ibu Sri Hartinah atau biasa di sebut Ibu Tien, saling setia hingga ajal menjemput keduanya. Padahal untuk memiliki pengganti setelah Ibu Tien wafat adalah hal mudah bagi seorang Pak Harto tapi beliau lebih memilih menjalani hidup sendiri hingga akhir hayat.
Alm. Pak Harto dan Ibu Tien Source : Republika |
Kisah cinta Ibu Tien dan Pak Harto bisa menjadi inspirasi bagi para pasangan muslim yang ingin taaruf dimana ketika mereka saling menyukai saat masa sekolah namun mereka tidak berpacaran. Sang Pria sibuk mengejar karir hingga mapan dan cukup usia untuk menikah. Dan sang wanita, sibuk meningkatkan kualitas diri sebagai istri. Waktu membuktikan bahwa 'jodoh tidak akan tertukar' hingga akhirnya mereka di jodohkan oleh keluarga besar mereka dan menikah.
Pak Harto yang dulunya sangat tidak berani mendekati Bu Tien karena Pak Harto hanyalah anak kampung biasa sementara Ibu Tien adalah anak keluarga ningrat, akhirnya membuktikan bahwa ketika kita sudah meningkatkan kualitas diri, menikahi keluarga ningrat itu bukanlah hal yang mustahil. Pada zaman Era revolusi, perwira militer seperti Pak Harto mendapat posisi yang terhormat di mata masyarakat. Begitupun dengan Ibu Tien yang sejak sekolah terus berujar bahwa kelak akan menjadi Kakak Ipar Sulardi (adik sepupu Pak Harto) membuktikan bahwa ucapan itu doa. Karena beliau selalu menolak pinangan beberapa pria hingga akhirnya menerima ketika keluarga Pak Harto yang datang meminangnya. Ah, sungguh kisah cinta yang indah.
Kisah cinta mereka teruji jauh sebelum Pak Harto menjadi presiden. Saat Pak Harto sibuk bertempur, Ibu Tien melahirkan sendirian tanpa di dampingi suami. Saat pak Harto merasa lemah menjadi tentara Ibu Tien selalu menjadi menguatkan, padahal menjadi istri tentara di masa peperangan sangatlah tidak mudah.
Ibu Tien berkata dengan lemah lembut "Aku dulu menikah dengan tentara, bukan dengan sopir. Jadilah tentara yang bermartabat"
Begitulah akhirnya Pak Harto. Menjadi seorang perwira militer yang bermartabat hingga menduduki kursi presiden.
Kesetiaan tertinggi yang banyak di kagumi masyarakat tentu saja ketika Ibu Tien wafat lebih dahulu pada 28 April 1996 dan Pak Harto tidak terpikir untuk mencari pengganti Bu Tien. Beliau pernah berkata bahwa hanya ada satu Nyonya Soeharto hingga akhirnya beliau wafat 27 Januari 2008.
2. Bung Hatta dan Ibu Rahmi Rachim
Bung Hatta, sudah banyak yang tahu bahwa pada masa kemerdekaan Bunga Hatta berjanji bahwa Ia tidak akan menikah jika Indonesia belum merdeka.
Karena itulah beliau menjadi cukup mapan usia ketika menikah dengan Rahmi Rachim yaitu berusia 43 tahun. Itupun dengan cara di lamarkan oleh Bung Karno langsung ke Orang tuanya Rahmi. Saat itu Rahmi yang berusia 24 tahun lebih muda akhirnya menerima lamaran Bung Hatta.
Bung Hatta, sudah banyak yang tahu bahwa pada masa kemerdekaan Bunga Hatta berjanji bahwa Ia tidak akan menikah jika Indonesia belum merdeka.
News.liputan6.com |
Karena itulah beliau menjadi cukup mapan usia ketika menikah dengan Rahmi Rachim yaitu berusia 43 tahun. Itupun dengan cara di lamarkan oleh Bung Karno langsung ke Orang tuanya Rahmi. Saat itu Rahmi yang berusia 24 tahun lebih muda akhirnya menerima lamaran Bung Hatta.
Meskipun di jodohkan tapi Bung Hatta sangat mencintai istrinya. Menurut kisah, 35 tahun mereka berumah tangga memang lebih banyak Bung Hatta yang mengemong. Mereka sering membicarakan banyak hal dan ngobrol dalam bahasa Belanda. Sangat toleransi satu sama lain dan saling mendukung.
Hingga akhirnya Bung Hatta wafat pada tahun 1980 dan Ibu Rahmi juga wafat setelah 19 tahun kemudian dan dimakamkan bersebelahan di TPU Tanah kusir.
3. Gusdur dan Ibu Sinta Nuriyah
Presiden RI ke-4 ini mempunya kisah cinta yang cukup berliku. Dimana Gusdur melakukan pendekatan dengan Ibu Sinta bukan dengan pacaran, melainkan dengan mengirim surat-surat ke Ibu Sinta sementara Gusdur menempuh pendidikan di Mesir. Gusdur menyukai Ibu Sinta sejak usia Ibu Sinta masih 13 tahun.
Gusdur tidak berpacaran, melainkan sibuk meningkatkan kualitas diri dengan menempuh pendidikan dengan baik.
Mediasantrinu.com |
Ketika akhirnya usia Ibu Sinta sudah cukup matang untuk menikah dan memberikan signal lampu hijau, barulah Gusdur melamar dan memang di terima. Namun karena posisinya jauh, saat itu Gusdur berada di Irak. Maka yang ijab kabul di wakilkan oleh kakek Gusdur. Banyak orang merasa iba dengan Ibu Rahmi yang dikira menikahi pria tua. Padahal Kakek Gusdur hanya mewakili saja.
Karena jarak tersebut maka pasangan pengantin ini baru bisa benar-benar bertemu setelah 3 tahun menikah dan tidak merasakan bulan madu.
Meski tanpa pacaran dan berpisah di awal pernikahan, rumah tangga Gusdur dan Ibu Sinta sangat harmonis bersama keempat putri mereka. Hingga akhirnya Gusdur wafat pada 30 Desember 2009 pada usia 69 tahun.
=====
Nah, bagi kalian yang masih meragukan pernikahan yang tanpa pacaran. Barangkali bisa terinspirasi dari kisah mereka. Bahwa untuk saling mengenal calon pasangan tidak selalu harus dengan pacaran. Pacaran kan yang dikhawatirkan justru mendekatkan kita kepada zina karena berdekatan dengan seseorang yang bukan muhrim. Zina kan bukan cuma hubungan biologis doank, tapi juga zina lain seperti Zina mata, kuping, kulit, dsb.
Tidak semua yang taaruf akan gagal seperti yang di alami Taqy malik dan Salmafina sunan, kok. Jadikan kejadian yang di alami Taqy sebagai pelajaran, bukan malah bikin takut taaruf. Kita bisa coba ambil sisi baiknya, meskipun akhirnya bercerai tetapi Taqy dan Salma tidak berpacaran, setidaknya mereka tidak melakukan pergaulan bebas dan berani memutuskan nikah muda ketimbang berpacaran. Mereka akhirnya bercerai bukan karena tidak pacaran, melainkan karena memang tidak jodoh. Seperti ketika kita mengambil sisi baik cerita cinta ketiga pesohor yang saya tulis diatas.
Ta'aruf memang tidak menjamin surga, tidak juga menjamin rumah tangga harmonis selamanya. Tapi taaruf mengajak kita memulai sesuatu yang baik dengan cara yang baik
-ruliretno.com-
Dalam Islam tidak ada larangan pendekatan atau pengenalan calon pengantin. Tentu saja jika ingin menikah boleh bertemu untuk saling kenal dan melihat apakah ada 'rasa' diantara mereka. Namun prosesnya dengan taaruf, tidak sama dengan pacaran. Dimana Taaruf adalah pendekatan dua orang lawan jenis yang ingin menikah. Namun, ketika pendekatan tidak boleh berduaan dan tidak boleh memandang dengan syahwat. Tidak boleh juga melihat tubuh wanita melebihi dari yang wajar, yang wajar adalah melihat wajah dan tangan. Bukan melihat aurat yang lain, karena kan belum muhrim. Yaa.. Adalagi syarat taaruf lainnya, silakan googling aja. Setelah taaruf, hubungan bisa lanjut ke jenjang pernikahan atau berhenti sampai disitu. Yang saya tau tidak ada istilah pacaran islami dalam islam.
وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ“… seorang yang menikah karena ingin menjaga kesuciannya.” (HR. An Nasai no. 3218, At Tirmidzi no. 1655. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)Sumber : https://rumaysho.com/1709-inginku-sempurnakan-separuh-agamaku.html
Kalau saya pribadi sih lebih meyakini perihal jodoh dan tidak jodoh yang menjadi penyebab seseorang harmonis atau bercerai, Bukan lama atau tidak pacarannya. Selama apapun pacaran, jika tidak berjodoh pasti akan berpisah juga. Tapi jika memang berjodoh, meski baru kenal pun bisa saja langgeng terus. Tapi ini adalah pernyataan saya saja loh ya, gak boleh protes soalnya saya nulisnya di blog saya sendiri, gak nyampahin rumah orang. hehehe.
Bukan hak saya juga menilai dan menghakimi mereka yang memutuskan untuk pacaran sebelum menikah, ini sih ranah privat masing-masing orang saja. Jika tidak setuju dengan pernyataan saya juga tak apa, feel free to leave this page. But please, jangan berkomentar yang tidak baik ya ❤❤❤
Saya cuma ingin turut menyemangati para single yang ragu untuk taaruf agar jangan takut menikah dan segerakan jika memang sudah waktunya. Wajar sih takut bercerai, takut tidak cocok, tapi kan ada jalan dengan solat istikharah. Tempat Allah membantu kita memilih mana yang baik yang jodoh. Jadi Bersemangatlah meningkatkan kualitas diri lalu menikahlah. Jangan takut untuk taaruf..
Dalam sebuah hadits disebutkan, “Dari Anas bin Malik bahwa al-Mughirah bin Syu’bah ingin menikah dengan wanita, maka Rasulullah Ṣallāllāhu‘alaihi wa sallam berkata kepadanya, “Pergi lalu lihatlah dia, sesungguhnya hal itu menimbulkan kasih sayang dan kedekatan antara kalian berdua.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah no.1938 dan dinilai shahih oleh Syekh al-Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah)Jika belum mampu menikah, maka berpuasalah. Berpuasa itu artinya bukan puasa menahan lapar saja, melainkan berpuasa menahan syahwat juga. Yakni menjaga pandangan, menjaga sentuhan kulit, menjaga pendengaran, menjaga sikap, termasuk menjaga hati hingga saatnya siap menikah.
Tulisan ini bukan berarti saya lebih baik di antara kalian. Tapi hanya sebagai pengingat untuk saya dan untuk siapa saja yang membacanya. Semoga rumah tangga kita nantinya berakhir manis hingga kelak bertemu di syurga. Aamiin, Insya Allah..
Subhanallah kalau baca cerita macam ini., salut untuk tokoh suami istri yang selalu setia sampai ajal memisahkan :)
ReplyDeleteSaya sendiri sih nggak taaruf mba, tapi nodong nikah namanya. Pedekate Sebulan, setelahnya langsung saya ajak nikah. Eh dianya mau, ya udah jadi suami deh sekarang hihi
taaruf, pengen juga. tapi sama siapa? hi...hi.. kalau jodoh emang nggak kemna ya. saya paling salut sama kisahnya pak gusdur tadi. benar-benar luar biasa dan patut diacungi 5 jempol (sang satu jempolnya siapa ya...)
ReplyDeletehe...he...
salam kenal blogger yak mbk ruli....
Langsung keinget orang tua saya..dijodohkan juga, alhamdulillah terpisahkan oleh maut..
ReplyDeleteiya mereka menginspirasi bahwa kalau mau usaha pernikahan itu bisa sampai maut memisahkan ya
ReplyDeletewah aku baru tahu kisah cinta para kepala negara ini. romantis yaa
ReplyDeleteaku pun pengen taaruf.. tapi calonnya gak ada :(
ReplyDeletetaaruf sama temenku mau Koh? =)
DeleteBaru tahu kisah cinta para pesohor negeri ini Mbak, semoga menginspirasi banyak orang yang ingin meminang calon istri, namun belum berani.
ReplyDeleteSelalu kagum pada pasangan yang saling setia hingga maut memisahkan. Semoga aku juga bisa saling setia ama suami 🤗
ReplyDeleteSelalu kagum pada pasangan yang saling setia hingga maut memisahkan. Semoga aku juga bisa saling setia ama suami 🤗
ReplyDeleteSaya & suami dulu pacaran dulu Mbak, tapi kenalnya sih sudah dari SMP. Tapi kalau buat anak nanti honestly bakal bilang no untuk pacaran. Soalnya biar kata mama papanya dulu LDRan tapi teteplah ya, sekarang mah baru nyadar bahayanya #tepokjidat
ReplyDeleteAku dulu taaruf dan diawali dengan "basasuluh" oleh camer. Semoga bisa mengikuti akhir cerita cinta macam Pak Habibi dan Ainun. Eh, mungkin harus ditambah lagi mba ceritanya. Hehe
ReplyDeleteSaya baru tau kalau pak Harto dan bu Tien itu ta'aruf. Tapi memang orang jaman dulu gak mengenal pacaran :)
ReplyDeleteWah, aku baru tau cerita2 para pesohor ini loh.. *tepok jidat. Ya soalnya kisah cinta org zaman dulu q pikir y gitu2 aja. Tyt mrk punya sisi romantisme sendiri dg proses taaruf.
ReplyDeleteKagum dengan pak Soeharto, meskipun jabatan bagus tapi tidak tergoda untuk menggantikan sosok Bu Tien :)
ReplyDeleteKagum sama tokoh-tokoh negara tersebut. Selain cerdas dan berdedikasi untuk negara mereka juga seorang pecinta sejati. Memiliki kekasih hati yang disayangi satu-satunya. Luar biasa. Memang jodoh datang bisa dari mana saja. Cara terbaik memang relatif. Tapi menurut saya mungkin yang terbaik adalah niatan nya. Bertemu diniatkan karena Allah. Bersatu karena ibadah. Dan menjalani hari-hari bersama sampai senja. Salam romantis.
ReplyDeleteKisah-kisah cinta para tokoh itu memang menginspirasi, apalagi zaman sekarang marak banget pergaulan bebas di kalangan remaja hingga kasus-kasus perceraian selebriti dna tokoh masyarakat
ReplyDeleteTernyata dunia pernikahan terasa indah untuk dibaca ya, tetapi pastinya tidak mudah dilakoni ya.
ReplyDeletePara tokoh tersebut sudah berhasil melakoni itu dengan elegan
Romantis ya, ini postingan agak berbahaya untuk para jomblo lho mbak. Mereka akan rawan baper hehehehheheee
ReplyDeleteOrang tua jaman dulu kebanyakan dijodohkan ya mbak,tapi bisa langgeng sampai maut memisahkan seperti 3 pesohor negeri kita ini.
ReplyDeleteTapi sekarang banyak banget ya kasus perceraian, kalau di daerah saya yang banyak pasangan TKI yang kerja di luar negeri. Miris
Semoga Kita dijauhkan, keluarga langgeng sampai maut memisahkan. Amin
Penasaran..,sama kisah bung Hatta dan istrinya ternyata jarak usia jauh juga ya...
ReplyDeleteBarakallahu fiik, mba Ruli.
ReplyDeleteAku suka tulisan yang menguatkan azzam seorang Muslim untuk senantiasa melakukan peningkatan diri.
Meskipun aku dulu ngalamin yang namanya pacaran ((makanya baper waktu baca Dilan)) tapi aku gak ingin anak-anak ku kelak melewati proses yang sama seperti Ibunya.
Semoga doa-doa yang aku lantunkan untuk anak-anak diijabah oleh Allah.
Karena janji Allah-lah yang pasti.
Aamiin Ya Allah, semoga kita bisa mennjadi keluarga yang sakinah, mawwadah dan warahmah bersama pasangan kita masing-masing.
ReplyDeleteWahh.. kirain bakalan ada kisah cintanya Pak Habibie, ternyata nggak hehee
Saya baru tahu kisah pertemuan para presiden kita dengan istrinya. Semuanya unik ya...gak seperti biasanya. Dan salut dengan kesetiaan cinta mereka.
ReplyDeletehmm ia sich, baru tau malah aku tentang kisah cinta mereka. Selama ini taunya kisah ainun habibie yang menyentuh hati, bikin aku mewek. kayaknya perlu baca kisah mereka semua
ReplyDeletebetul banget mba, Pak Soeharto terlepas dari apapun, dia termasuk salah satu presiden romantis dan setia. Apalagi pak Harto juga seperti tidak punya kehidupan setelah Bu Tien meninggal dunia.. Semoga seluruh pasangan suami istri di dunia ini bisa mengikuti teladan mereka bertiga
ReplyDeleteKalau para perempuan pasti suka dengan tulisa ini nih, tapi daripada mereka kayaknya romantisan aku mbak hahahahahhahahahhaahhahaaaaa
ReplyDeleteHmmmm...
ReplyDeleteAku sendiri berpacaran dengan suami, 7 tahun sebelum menikah. Selama itu bersama terus menikah ternyata masih banyak yang saya tidak tahu mengenainya. Yang membuat saya syok, dan terkadang mau makan orang melihat kebiasaannya di rumah. Karena itu saya berpikir taaruf memang tidak cocok buat saya. Entah untuk orang lain.
Tapi memang "pacaran" zaman sekarang lumayan menyeramkan sih. Hahaha
subhanalloh cerita cinta beliau-beliau ini menginspirasi. aku sendiri belum pernah sih kalo taaruf gitu, hanya sekedar dikenalkan pleh teman atau saudara. hanya saja sampai saat ini belum ada yg berjodoh, eh malah curhat.
ReplyDeleteKok dapat aja ya cerita romantis eyang2 presiden ini Mbak Ruli? Keren. Semoga ketiga cerita inspiratif ini mengetuk kesadaran para single untuk segera taaruf.
ReplyDeleteKisah yg indah
ReplyDeletePengin baca kisah lengkap mereka
Orang orang hebat yg punya kisah cinta yg sgt menginspirasi
Terlepas soal politik dan kekuasaan saat Indonesia dipimpin Soeharto, kita bisa pelajari kesetian beliau pada ibu Tien. Kalau yang jeleknya yah ga usah diambil hehe.
ReplyDeleteOh yah, kayaknya ibu tien itu punya pengaruh besar sama Pak Harto. Wafatnya Bu Tien sering dianggap sebagai tanda kedekatan jatuhnya Soeharto. Dan hal itu terjadi
baru tau saya ternyata tokoh sejarah bapak soeharto ini menikah dengan cara taaruf dan tanpa pacaran pacaran club. tapi, taaruf itu kayanya susah dijalanin klo belum mapan
ReplyDeleteLamanya pacaran gak menjamin langgemg saat berumah tangga ya mbak.
ReplyDeleteBanyak kok pesohor di negeri ini, pacaran bertahun2, tapi ketika menikah, gak lama malah bercerai.
Jadi ingat salah seorang kakak sepupu yang taaruf, dikenalkan oleh guru mengajinya.
Wah baru tahu kalau bung hatta menikah setelah Indonesia Merdeka.. btw aku jg taaruf sama suamiku. alhamdulillah insyaallah oernikahan kami jg indah kayak cerita diatas.. xxixixi pacaran setelah menikah
ReplyDeletecontoh yang sangat menginspirasi dan mungkin sudah agak sulit ditemukan di zaman now. Ayo siapa yang mau menerapkan nih. Siapa tahu disegerakan yaaa.... langgeng sampai maut memisahkan
ReplyDeleteJodoh emang gak kemana sih mba. Haha. Banyak momen yg justru menjadi pintu dimana jodoh itu datang. Saya udah 2 kali ta'aruf, beberapa kali pacaran tetep aja jomblo. Haha
ReplyDeleteduh, baca cerita ini jadi baper sekarepe dewe hihi
ReplyDeletekisah cinta mereka sungguh romantis ya, bikin hati nyesss pas bacanya,
Taaruf dahulu baru pacaran kemudian. Saya tidak menyangka Alm. Bu Tien dan Pak Soeharto pun menerapkan hal yang sama. Patut ditiru dan dicontoh untuk generasi jaman now. Salam kenal!
ReplyDeleteKagum dengan keromantisannya, semoga aku j=bisa kayak gini yaa :D
ReplyDeleteRomantis sekali, emang panutan banget yaa.
ReplyDeletesuka dengan penutupnya. setelah dibuat wow wow wow dengan 3 kisah, lalu dilanjutkan tausiah, diakhiri dengan disclosure yang ciamik.
ReplyDeletebtw, Mbak Ruli ikut komunitas Ibu Profesional kah?
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete